BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembelajaran bahasa Arab dapat
diketahui melalui pembelajaranya.Dalam arti sempit dan konkret wujud pendidikan Bahasa Arab adalah pembelajaran Bahasa arab itu sendiri.Tujuan pembelajaran bahasa secara
teoritis berarti tujuan menumbuhkan kemampuan Bahasa Arab.Dengan pembelajaran secara terus menerus dapat diperoleh
ketrampilan berbahasa yakni menyimak(istima’),berbicara(kalam),membaca(qiraah)dan
menulis(kitabah), (DjagoTarigan dan H.G. Tarigan: 1987,22). i
Belajar bahasa asing harus mempunyai aspek yang dicapai atau
prasyarat seseorang dalam belajar Bahasa asing.Begitu pula seseorang yang
belajar Bahasa Arab mempunyai aspek yang seharusnya dikuasai guna mengembangkan
kemampuan berbahasanya.seperti yang telah disebutkan di atas.keempat
ketrampilan berbahasa itu saling berkaitan erat guna mendukung tujuan pembelajaran
bahasa.
Kemampuan istima’/menyimak mempunyai peranan penting dalam
ketrampilan berbahasa karena istima’ merupakan sarana pertama kali dalam pemerolehan
bahasa selanjutnya.Dari istima kita dapat mengungkapkan dari apa yang telah
kita simak dengan bicara,membaca dan menulis.Dari istima pula kita dapat
mengenal mufrodat,tarokib guna menunjang ketrampilan bahasa selanjutnya.Begitu
pula dengan ketrampilan kalam (berbicara) merupsksn tujuan utama dalam
pembalajan bahasa asing,termasuk Bahasa Arab tentunya.
Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, menyimak merupakan
keterampilan yang memungkinkan seorang pemakai bahasa untuk memahami bahasa
yang dugunakan secara lisan. Karena banyaknya komunikasi sehari-hari yang
dilakukan secara lisan,kemampuan ini amat penting dimiliki oleh setiap pemakai
bahasa. Tanpa kemampuan menyimak yang baik, akan terjadi banyak kesalah pahaman
dalam komunikasi sesama pemakai bahasa, yang dapat mnyebabkan berbagai hambatan
dalm pelaksanaan tugas dan kegiatan sehari-hari.
Oleh karena itu kemampuan menyimak merupakan bagian yang penting
dan tidak dapat diabaikan dalam pengajaran bahasa, terutama bila tujuan
penyelanggaraannya adalah penguasaan keterampilan berbahasa secara utuh. Dalam
pengajaran secara itu, peerkembangan dan tingkat penguasaan kemampuan menyimak
perlu dipantau dan diukur melalui penyelanggaraan tes menyimak.
Menyimak atau istima’ merupakan keterampilan dalam berbahasa arab
yang memungkinkan seseorang untuk memahami bahasa arab yang digunakan secara
lisan, sehingga terhindar dari kesalahpahaman dalam berkomunikasai yang dapat
menyebabkan berbagai hambatan dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan sehari-hari.
Dengan memiliki penguasaan keterampilan menyimak yang mamadai, duharapkan siswa
terbiasa dengan bunyi-bunyi bahasa arab yang pada akhirnya memungkinkannya
untuk melafalkan bunyi-bunyi tersebut dengan benar. (Ibrahim, 1987: 223).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami merumuskan
masalah sebagai berikut:
1.Apa yang
dimaksud dengan media istima’?
2.Apa
perbedaan menyimak dan mendengar?
3.Apa tujuan
menyimak dalam pembelajaran bahasa Arab?
4.Apa
jenis-jenis menyimak dalam pembelajaran bahasa Arab?
5.Bagaimana
teknik pengajaran istima’?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah kami, antara lain sebagai berikut:
1.Mengetahui tentang media istima’
2.Mengetahui perbedaan menyimak dan
mendengar
3.Mengetahui tujuan menyimak dalam
pembelajaran bahasa Arab
4.Mengetahui jenis-jenis menyimak dalam
pembelajaran bahasa Arab
5.Mengetahui teknik pengajaran istima’
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MENYIMAK (ISTIMA’)
Menyimak (istima’) adalah proses mendengarkan
dengan penuh pemahaman, apresiasi dan evaluasi. Dalam proses menyimak, diawali
dengan kegiatan mendengarkan bahan simakan oleh siswa (penyimak), selanjutnya
bahan simakan dipahami berdasarkan tingkat pemahaman siswa yang dimaksud,
kemudian dalam proses pemahaman tersebut terjadi proses evaluasi menghubungkan
antara topik yang disimak dengan pengalaman dan/atau pengetahuan yang dimiliki
siswa. Setelah proses tersebut selesai, barulah siswa memberikan respon
terhadap isi bahan yang disimaknya. Jadi dapat dikatakan bahwa menyimak
merupakan kegiatan yang disengaja melalui proses mendengar untuk memahami
bunyi-bunyi bahasa, sedangkan mendengar adalah kegiatan yang dilakukan hanya
sekedar tahu tetapi tidak memahami bunyi- bunyi bahasa yang disimak.
Keterampilan menyimak (maharah al-istima’/ listening skill) adalah
kemampuan seseorang dalam mencerna atau memahami kata atau kalimat yang
diujarkan oleh mitra bicara atau media tertentu.
Kemampuan ini sebenarnya
dapat dicapai dengan latihan yang terus menerus untuk mendengarkan
perbedaan-perbedaan bunyi unsur-unsur kata (fonem) dengan unsur-unsur lainnya
menurut makrajhuruf yang betul baik baik langsung dari penutur aslinya (al-nathiq
al-ashli) maupun melalui rekaman.
Menyimak adalah suatu keterampilan
yang hingga sekarang agak diabaikan dan belum mendapatkan tempat yang
sewajarnya dalam pengajaran bahasa. Hal ini dikatakan karena masih kurang
sekali materi berupa buku teks dan sarana lain seperti rekaman yang digunakan
untuk menunjang tugas guru dalam pengajaran menyimak untuk digunakan di
Indonesia.
B. TUJUAN MENYIMAK
Tujuan menyimak adalah sebagai berikut:
1.
Mendapatkan fakta
Mendapatkan fakta dapat dilakukan
melalui penelitian, riset, eksperimen, dan membaca. Cara lain yang dapat
dilakukan adalah menyimak melalui radio, tape recorder, TV, dan
percakapan.
2. Menganalisis
fakta
Fakta atau informasi yang telah
terkumpul dianalisis kaitannya harus jelas pada unsur-unsur yang ada, sebab
akibat yang terkandung di dalamnya.Apa yang disampaikan penyimak harus
dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak dalam bidang yang sesuai.
3. Mendapatkan inspirasi
Dapat
dilakukan dalam pertemuan ilmiah atau jamuan makan.Tujuannya adalah untuk
mendapatkan ilham.Penyimak tidak memerlukan fakta baru.Mereka yang datang
diharapkan untuk dapat memberikan masukan atau jalan keluar berkaitan dengan
masalah yang dihadapi.
4. Menghibur diri
Para
penyimak yang datang untuk menghadiri pertunjukkan sandiwara, musik untuk
menghibur diri. Mereka itu umumnya adalah orang yang sudah jenuh atau lelah
sehingga perlu menyegarkan fisik, mental agar kondisinya pulih kembali.
C. JENIS-JENIS MENYIMAK
Jenis-jenis menyimak dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Menyimak
Ekstensif
Menyimak ekstensif merupakan
kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap
suatu bahasa.Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan
guru.Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan
simakan.Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja
atau butir-butir yang penting saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi
empat, yaitu sebagai berikut:
a. Menyimak
sekunder Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya
menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
b. Menyimak
estetik Dalam menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu
pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun
melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan
karakter dari setiap pelaku.
c. Menyimak
pasif Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang
biasanya menandai upaya penyimak pada saat belajar dengan teliti. Misalnya,
seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam kurun waktu dua atau
tiga tahun berikutnya orang itu sudah dapat berbahasa daerah tersebut.
d. Menyimak
sosial Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol,
bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak
satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian
yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan
atau dikatakan orang.
2. Menyimak
Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan
menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh konsentrasi untuk
menangkap makna yang dikehendaki. Menyimak intensif ini memiliki ciri-ciri yang
harus diperhatikan, yakni:
(a) menyimak
intensif adalah menyimak pemahaman,
(b) menyimak
intensif memerlukan konsentrasi tinggi,
(c) menyimak
intensif ialah memahami bahasa formal,
(d) menyimak
intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan.
Adapun yang
tergolong menyimak intensif ada lima, yaitu sebagai berikut.
a.Menyimak
kritis. Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang
diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, dan informasi dari pembicara.
b.Menyimak
konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya.
Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara
dapat diterima dengan baik.
c.Menyimak
kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat
menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi
dan berapresiasi terhadap puisi itu.
d.Menyimak
interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan
selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan
setelah selesai menyimak.
e.Menyimak
eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan
menemukan; 1) hal-hal baru yang menarik, 2) informasi tambahan mengenai suatu
topik, 3) isu, pergunjingan atau buah bibir yang menarik.
D. TEKNIK PENGAJARAN ISTIMA’
Salah satu prinsip linguistik
menyatakan bahwa bahasa itu pertama adalah ujaran, yakni bunyi-bunyi bahasa
yang diucapkan dan bisa didengar. Atas dasar itulah beberapa ahli pengajaran
bahasa menetapkan satu prinsip bahwa pengajaran bahasa harus dimulai dengan
mengajarkan aspek-aspek pendengaran dan pengucapan sebelum membaca dan menulis.
Dengan demikian menyimak merupakan
satu pengalaman belajar yang amat penting bagi para siswa dan seyogyanya
mendapat perhatian sungguh-sungguh dari para pengajar. Implikasinya dalam
pelaksanaan pengajaran ialah bahwa guru hendaknya memulai pelajarannya dengan
memperdengarkan ujaran-ujaran bahasa Arab baik berupa kata-kata maupun
kalimat, setidak-tidaknya ketika guru memperkenalkan kata-kata baru,
ungkapan-ungkapan baru, atau pola kalimat baru.
Manfaat istima’ ini adalah
membiasakan siswa mendengar ujaran dan mengenal dengan baik tata bunyi bahasa
Arab, disamping dapat menciptakan kondisi belajar penuh gairah dan menumbuhkan
motivasi dalam diri siswa.
Kemahiran menyimak pada tujuan
pertama siswa dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa Arab secara tepat.
Latihan pengenalan ini sangat penting karena system tata bunyi bahasa arab
banyak berbeda dengan bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang dikenal oleh
siswa. Satu keuntungan bagi guru bahasa arab bahwa umumnya anak-anak Indonesia
khususnya yang muslim telah mengenal bunyi-bunyi bahasa arab sejak masa
kanak-kanak dengan adanya pelajaran membaga Al Qur’an dan shalat. Namun tidak mengurangi pentingnya latihan tersebut, karena ternyata
pengalaman mereka itu belum tuntas. Ada bunyi bahasa arab yang sama dengan
bunyi bahasa pelajar, ada yang mirip dan adayang sama sekali berbeda sehingga
tidak dikenal (asing).
1.
Metode
langsung (طريقة المباشرة)
Metode ini muncul akibat
ketidakpuasaan terhadap hasil pengajaran bahasa dengan metode gramatikal wa
tarjamah. Metode ini dikembangkan atas dasar asumsi bahwa proses bahasa belajar
kedua atau bahasa asing sama dengan belajar bahasa ibu, yaitu dengan penggunaan
bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi.
Tujuan metode tersebut adalah
penggunaan bahasa secara lisan agar siswa dapat berkomunikasi secara alamiah
seperti penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat.
2. Metode eklektik (الطريقة
ألإنتقائية )
Metode eklektik ini bisa menjadi
metode yang ideal apabila didukung oleh penguasaan guru secara memadai terhadap
berbagai macam metode, sehingga dapat mengambil secara tepat segi-segi kekuatan
dari setiap metode dan menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan program
pengajaran yang ditanganinya, kemudian secara proposional.
3.
Metode
audiolingual
Metode lain yang dapat digunakan
selain metode langsung selaras dengan asumsi tersebut di atas untuk khalayak
sasaran yang sama pula adalah metode audiolingual. Metode audiolinggual
memiliki karakteristik diantaranya: tujuan pengajarannya adalah penguasaan
empat ketrampilan berbahasa secara seimbang, diawali dengan menyimak, berbicara
kemudian membaca dan menulis. Teknik prmbelajaran secara umum yang mungkin bisa
dipilih yaitu pemberian kalimat-kalimat bahasa asing dalam bentuk percakapan
untuk dihafalkan dan dikembangkan.
Tenik-teknik pembelajaran istima’
a. Tingkat pemula
1. Dengar Ucap
Teknik ini adalah langkah awal
pengajaran ketrampilan, hal ini berguna bagi siswa yang belum pernah belajar
bahasa Arab. Model ucapan dipersiapkan secara optimal oleh guru. Isi model
ucapan berupa fonem, kosakata, kalimat. Model tersebut dibacakan sementara
siswa mendengarkan, kemudian menirukan (Tarigan 1986: 52) teknik ini melatih
kelancaran lidah dalam menyebutkan huruf Arab, kosa kata dan kalimat, sekaligus
melatih membunyikan perbedaan bunyi huruf satu sama lain.
Hal yang perlu diperhatikan oleh
seorang guru ketika menerapkan teknik dengar ulang ucap, guru harus benar-benar
mengucapkannya dengan fasih, jika guru merasa kurang baik dalam menyebutkan
huruf Arab, maka guru dapat menggunakan tape recorder dengan mengikuti langkah
berukut:
1) Guru menyiapkan abjad
Arab ditulis di papan tulis atau ditayangkan melalui layar, kemudian guru
menyebutkan suara huruf tersebut satu persatu dengan benar atau sesuai dengan
makhrajnya.
2) Kemudian siswa
mengikuti menyebutkan huruf Arab dengan fasih secara berulang-ulang.
3) Setelah dirasa cukup
guru melanjutkan untuk menyebutkan kata yang sesuai dengan madnya atau panjang
pendeknya bunyi sebuah kata.
4) Kemudian diikuti oleh
siswa sampai mereka dapat menyebutkan perbedaan huruf-huruf Arab dan memahamai
panjang pendeknya bacaan tersebut.
2.
Dengar Tulis
Teknik dengar tulis berfungsi untuk
melatih pendengaran siswa serta ketrampilan menuliskan apa yang didengar berupa
kata atau kalimat dalam bahasa Arab. Teknik dengar tulis ini sama seperti
teknik dengan ucap. Teknik dengar tulis yaitu siswa mendengara apa yang
dibacakan oleh guru kemudian ditulis oleh siswa dibuku catatan (tarigan 1986:
55). Teknik dengar tulis mirip dengan teknik imla’ masmu’ yang ditemukan oleh
Ahmad Qadir, yaitu guru membacakan sepotong kalimat pendek dalam bahasa Arab
kemudian ditulis oleh siswa.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Guru
menyiapkan kalimat pendek atau kata yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, kemudian guru membacakan kata atau
kalimat pendek tersebut dengan pelan dan
jelas.
2) Siswa menuliskan
kata atau kalimat dalam buku catatan.
3 Guru dapat melanjutkan
membacakan kata yang memiliki tingkat kesulitan atau kalimat yang sedikit
panjang.
3.
Menemukan
Benda
Teknik menemukan benda ini
bermanfaat bagi siswa untuk melatih daya ingat siswa terhadap kosa kata yang
telah dihafal, serta melatih kecepatan merespon dan merealisasikan bunyi
kosakata dengan bentuk konkrit. Teknik menemukan benda bermanfaat bagi guru
untuk melatih siswa dalam menghafal kosakata. Jadi kosakata tidak dihafal
secara terori tapi siswa mengetahui benda tersebut. Benda yang ditempatkan
tersebut mampu mengingatkan siswa terhadap namanya dalam bahasa Arab.
Langkah-langkah teknik ini berupa:
1) Guru menyiapkan
benda-benda yang familiar dan mudah ditemukan, kemudian dimasukkan dalam satu box
atau kotak dan letakkan kotak tersebut di depan kemudian guru menyebutkan nama
benda tersebut satu persatu dengan jelas (Tarigan 1986: 59).
2) Setelah itu siswa
disuruh mencari benda yang telah disebutkan namanya dalam kotak tersebut.
b. Tingkat menengah
4. Dengar Kerjakan
Teknik dengar kerjakan berguna untuk
melatih pendengaran dan pemahaman siswa terhadap pesan atau instruksi bahasa.
Model ucapan hendaklah berisi kalimat perintah atau berupa pesan yang
berimplikasi pada tindakan, (Tarigan 1986: 58) kegiatan ini dapat dimulai dari
yang sederhana ke yang lebih sulit, karena aktivitas ini membutuhkan pemusatan
pikiran instruksi atau perintah tersebut harus disesuaikan tasrifnya seperti
untuk orang kedua mudzakar, mufrad atau muannas mufrod. (Depag 1979: 133).
Sebaiknya perintah tersebut dimulai dengan perintah yang diperlukan dalam kelas
atau laboraorat dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru memerintahkan
salah seorang siswi untuk berdiri misalnya قم
2) Setelah siswa tersebut
mendengar kata perintah, maka ia akan merespon dengan mengikuti perintah dari
guru, jika ia paham, maka tindakannya akan sesuai dengan perintah.
5. Bisik Berantai
Teknik bisik berantai merupakan
latihan kemampuan dengar serta latihan kemahiran menyampaikan berita / pesan
kepada orang lain. Teknik bisik berantai ini memerlukan kecermatan dan
kecepatan memahami pembicaraan orang yang kemudian disampaikan pada orang lain.
Langka-langkah pengajaran:
1) Guru membagi siswa
menjadi satu baris atau dua baris, kemudian siswa yang berada di baris yang
paling depan disuruh maju menghadap guru.
2) Guru memperlihatkan
kalimat pendek, berupa pesan singkat atau perintah kepada siswa.
3) Siswa yang
mendapatkan perintah atau pesan dari guru menyampaikannya kepada siswa
berikutnya dengan suara berbisik. Begitu seterusnya.
4) Siswa yang berada di
baris yang terakhir menyebutkan pesan atau perintah dengan suara yang keras.
c. Tingkat
lanjutan
6.
Merangkum
a. Media yang digunakan berupa pita kaset (cassette
tape).
teknik merangkum ini merupakan
latihan pemusatan menyimak sebuah cerita yang disampaikan secara lisan, hal itu
menuntut siswa untuk memahami apa yang disimak, kemudian siswa disuruh
merangkum cerita atau karangan tersebut menjadi pendek. (Tarigan: 1986: 67).
Cerita yang dibacakan oleh guru sebaiknya menarik dan bahasanya mudah dipahami
dan dibacakan atau diceritakan secara perlahan, kalau perlu dalam
menceritakannya dalam gaya atau/ mimic. Langkah pembelajaran:
1) guru membuat sebuah cerita
yang mudah dan kisahnya sangat familiar bagi siswa contoh karangan pendek dan
sederhana:
الجموس حيوان
كبير الحجم له قرنان طويلان واربعة ارجل ولون جلده اسود ياكل الجاموس الاعشاب
ويشرب ماء من مياه الترعة ويغتسل فى النهر كل يوم يحرث الجاموس الارض ويجر عرابات
النقل ليسعد الفلاح.
2) siswa mencoba
merangkum.
7.
Menjawab
Pertanyaan
Media yang digunakan berupa pita kaset (cassette
tape).
Teknik menjawab pertanyan ini
bermanfaat untuk mengetahui apakah siswa memahami pertanyaan. Teknik menjawab
pertanyaan ini merupakan cara lain mengajarkan istima’ yaitu melaui latihan
menjawab pertanyaan, apa, siapa, mengapa, di mana, dan sebagainya. Langkah-langkahnya:
1) guru mengjukan
pertanyaan yang mudah sesuai dengan teks yang diperdengarkan.
2) Siswa menjawab dengan
keras.
3) Guru juga bias
menanyakan pertanyan yang bentuknya pilihan ganda.
E.
MEDIA
PEMBELAJARAN MENYIMAK (ISTIMA’)
Media secara Harfiah berarti
perantara atau pengantar. Menurut AECT “Association for Education and
Comunication” media adalah segala bentuk yang di gunakan untuk proses
penyaluran informasi. Di dalam bahasa Arab, media pembelajaran disebut al-mu’ayyanat
al-sam’iyyah al-bashariyyah, yaitu alat pandang dengar. Dengan kata lain,
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan kesan dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya.
Media Pembelajaran menyimak
adalah suatu media sebagai alat perantara atau pengantar dalam proses mendengarkan dengan penuh pemahaman, apresiasi dan evaluasi agar seseorang bias dan mudah dalam mencerna atau memahami kata atau kalimat
yang diujarkan.
F.
CONTOH MEDIA
PEMBELAJARAN MENYIMAK (ISTIMA’)
a.
Compact Disk (CD)
Compact disk merupakan media yang sangat penting dalam pembelajaran
keterampilan menyimak, karena benda ini dapat diisi dengan beberapa bentuk
software sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh guru. Sebagai contoh materi
pembelajaran menyimak yang dapat dimasukkan kedalam media ini seperti, film,
drama, pidato, iklan, lagu-lagu atau bentuk siaran lain.
b.
Casset Recorder
Casset Recorder merupakan media yang sudah lama digunakan dalam
pembelajaran keterampilan menyimak, akan tetapi media ini hanya terbatas untuk
materi-materi tertentu tidak se fleksibel compact disk. Kekurangan media ini
tidak dapat menampilkan dalam bentuk gambar.
c.
Peragaan
Peragaan merupakan media yang dapat membantu siswa dalam memahami teks yang
didengar siswa, disamping itu dapat pula memberikan penguatan terhadap makna
yang terkandung dalam teks tersebut. Peragaan yang dimaksud adalah : gerakan
badan, isyarat, mimik wajah atau bentuk yang lainnya.
d.
Permainan Bahasa
Ada beberapa permainan bahasa yang dapat digunakan dalam mengajarkan
keterampilan menyimak seperti : bisik berantai (al asror al mutastalstil),
perintah bersyarat, siapa yang berbicara (man al mutahadist), bagaimana saya
pergi.
e.
Gambar Bersambung
Gambar bersambung merupakan kumpulan gambar yang menunjuk satu peristiwa
yang utuh. Gambar tersebut bisa dalam bentuk kartu yang terpisah, atau dalam
satu lembaran yang utuh. Cara menggunakannya bisa satu satu atau sekaligus
ditunjukkan kepada siswa.
G. STRATEGI
DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK (ISTIMA’)
Beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam
pembelajaran istima’ (menyimak) dalam pembelajaran bahasa Arab,
antara lain:
1.
Strategi 1 (True
or False)
Strategi ini bertujuan untuk melatih
kemampuan mendengarkan bacaan dan memahami isi bacaannya secara global. Dalam
strategi ini yang dibutuhkan adalah rekaman bacaan dan potongan-potongan teks
yang terkait dengan isi bacaan tersebut untuk dibagikan kepada siswa.
Langkah-langkahnya adalah:
Langkah-langkahnya adalah:
- Bagikan potongan-potongan teks yang dilengkapi
dengan alternatif jawaban benar atau salah (B/S).
- Perdengarkan bacaan atau nash lewat kaset atau CD
dan para siswa ditugaskan untuk menangkap isi bacaan secara umum.
- Setelah bacaan selesai, para siswa diminta
membaca pernyataan-pernyataan yang telah dibagikan, kemudian memberikan jawaban
benar atau salah terhadap pernyataan tersebut. Jika pernyataan tersebut
sesuai dengan isi bacaan yang didengar, berarti benar, dan jika tidak
sesuai maka jawabannya salah.
- Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan
jawabannya.
- Perdengarkan sekali lagi kaset tersebut agar
masing-masing siswa dapat mencocokkan kembali jawaban yang telah
ditulisnya.
- Berikanlah klarifikasi terhadap semua jawaban
tersebut agar semua siswa mengetahui kebenaran dari jawaban mereka
masing-masing.
7. Strategi 2
Strategi ini lebih menekankan pada aspek kemampuan
memahami isi bacaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengiringi dalam
setiap bacaan tersebut.
Langkah-langkahnya adalah:
Langkah-langkahnya adalah:
- Perdengarkan nash yang sudah direkam dalam kaset
maupun CD.
- Mintalah semua siswa untuk mendengarkan dan
mencatat hal-hal yang penting.
- Mintalah semua siswa untuk menjawab soal-soal
yang disampaikan pada akhir bacaan tersebut. Jawaban dapat disampaikan
secara lisan maupun tertulis.
- Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan
jawabannya (presentasi).
- Berikan klarifikasi di akhir sessi terhadap
jawaban siswa.
2.
Strategi 3
Strategi ini tidak hanya menitik
beratkan pada aspek kemampuan memahami isi bacaan, tetapi juga kemampuan untuk
mengungkapkan kembali apa yang sudah didengarnya dengan bahasa sendiri.
Langkah-langkahnya adalah:
Langkah-langkahnya adalah:
- Perdengarkan nash yang sudah direkam dalam kaset
atau CD.
- Tugaskan kepada setiap siswa untuk mencatat
kata-kata kuncinya (keyword) sambil mendengarkan.
- Setelah selesai, para siswa diminta untuk
mengungkapkan kembali isi bacaan tersebut dalam bentuk lisan atau tulisan.
- Mintalah setiap siswa untuk menyampaikan
(mempresentasikan) hasilnya secara bergantian.
- Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa
untuk memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa.
H. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran
menyimak (Istima’) ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu
sebagai berikut:
1.Melatih
kecermatan dalam mendengarkan/memperhatikan;
Keterampilan menyimak dapat melatih sejauh mana siswa dapat
mencermati atau mendengarkan apa-apa yang diperdengarkan kepada mereka.
Meliputi suara (Ashwat), kalimat-kalimat, isi dan lainnya.
2.Lebih
kuat diingat;
Menyimak dalam hal ini berkaitan dengan mendegar adalah
keterampilan yang menggunakan panca indera pendengaran atau telinga. Sudah kita
ketahui bahwasanya hal yang paling dulu difahami oleh manusia dari bahasa
adalah melalui mendengar. Hal ini menjadi salah satu faktor utama dalam
mengingat ujaran bahasa yang telah ia dengar dengan kuat.
3.Cepat
mengerti;
Melalui keterampilan menyimak ini, siswa akan lebih dapat
dimengerti atau memahami isi/kandungan apa-apa yang diperdengarkan kepadanya.
Karena mendengar adalah kegiatan yang sangat praktis, berbeda dengan misalnya
membaca yang cenderung lebih menguras kejelian indera penglihatan (mata) dan
pikiran (otak) yang berfungsi dalam memahami kata demi kata atau paragraf demi
paragraf suatu bacaan. (Abdul Alim Ibrahim, 1968: 71).
Pembelajaran menyimak (Ta’lim al-Istima’) tak selamnya
memiliki kelebihan saja, pembelajaran Menyimak juga memiliki beragam kekurangan
atau kelemahan, diantaranya sebagai berikut:
1.Para
pelajar cenderung untuk memberi respon secara serentak dan secara mekanistis
seperti membeo(babga’iy), mereka sering tidak mengetahui atau tidak memikirkan
makna ujaran yang diucapkan penutur bahasa tersebut.
2.Makna
kalimat yang diajarkan biasanya terlepas dari konteks, sehingga pelajar hanya
memahami satu makna, padahal suatu kalimat atau ungkapan bisa mempunyai
beberapa makna tergantung konteksnya.
3.Sebetulnya
para pelajar juga tidak berperan dikelas (keaktifan semu), karena mereka hanya
memberi respon pada rangsangan guru.
4.Karena
kesalahan dianggap sebagai “dosa”, maka pelajar tidak dianjurkan berinteraksi
secara lisan atau tulisan sebelum menguasai benar pola-pola kalimat yang cukup
banyak. Akibatnya, pelajar takut menggunakan bahasa.
5.Latihan-latihan
pola bersikap manipulatif, tidak kontekstual dan tidak realistis. Pelajar
mengalami kesulitan ketika menerapkannya dalam konteks komunikatif yang sebenarnya.
(Aziz Fachrurrozi, 2010: 81).
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dalam suatu proses belajar mengajar,
dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran.
Kedua aspek ini saling berkaitan pemilihan salah satu metode tertentu akan mempengaruhi
jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain
yang harus diperhatikan dalam memilih media.
Metode dan teknik pengajaran
menyimak seperti yang telah kami paparkan dapat digunakan sesuai dengan jenjang
pendidikan mulai tingkat pemula, menengah dan tingkat lanjutan.dari setiap
teknik dan metode tersebut masing-masing mempunyai kelemahan dan kelebihan.
B.Saran
Seorang guru hendaknya dapat
memilih metode dan teknik mana yang cocok digunakan dalam pengajaran istima’
pada tingkat pemula, menengah dan lanjutan, sehingga membuat para siswa
tertarik dan tidak mudah bosan terhadap proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2002. Media
Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Efendy, A.Fuad. 2005. Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat
Hermawan, Acep.
2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tarigan,
Henri Guntur. 1994.Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
No comments:
Post a Comment