Tuesday, 9 December 2014

MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tujuan pembelajaran bahasa Arab dapat diketahui melalui pembelajaranya.Dalam arti sempit dan konkret wujud pendidikan Bahasa Arab adalah pembelajaran Bahasa arab itu sendiri.Tujuan pembelajaran bahasa secara teoritis berarti tujuan menumbuhkan kemampuan Bahasa Arab.Dengan pembelajaran secara terus menerus dapat diperoleh ketrampilan berbahasa yakni menyimak(istima),berbicara(kalam),membaca(qiraah)dan menulis(kitabah), (DjagoTarigan dan H.G. Tarigan: 1987,22). i
Belajar bahasa asing harus mempunyai aspek yang dicapai atau prasyarat seseorang dalam belajar Bahasa asing.Begitu pula seseorang yang belajar Bahasa Arab mempunyai aspek yang seharusnya dikuasai guna mengembangkan kemampuan berbahasanya.seperti yang telah disebutkan di atas.keempat ketrampilan berbahasa itu saling berkaitan erat guna mendukung tujuan pembelajaran bahasa.
Kemampuan istima’/menyimak mempunyai peranan penting dalam ketrampilan berbahasa karena istima’ merupakan sarana pertama kali dalam pemerolehan bahasa selanjutnya.Dari istima kita dapat mengungkapkan dari apa yang telah kita simak dengan bicara,membaca dan menulis.Dari istima pula kita dapat mengenal mufrodat,tarokib guna menunjang ketrampilan bahasa selanjutnya.Begitu pula dengan ketrampilan kalam (berbicara) merupsksn tujuan utama dalam pembalajan bahasa asing,termasuk Bahasa Arab tentunya.
Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, menyimak merupakan keterampilan yang memungkinkan seorang pemakai bahasa untuk memahami bahasa yang dugunakan secara lisan. Karena banyaknya komunikasi sehari-hari yang dilakukan secara lisan,kemampuan ini amat penting dimiliki oleh setiap pemakai bahasa. Tanpa kemampuan menyimak yang baik, akan terjadi banyak kesalah pahaman dalam komunikasi sesama pemakai bahasa, yang dapat mnyebabkan berbagai hambatan dalm pelaksanaan tugas dan kegiatan sehari-hari.
Oleh karena itu kemampuan menyimak merupakan bagian yang penting dan tidak dapat diabaikan dalam pengajaran bahasa, terutama bila tujuan penyelanggaraannya adalah penguasaan keterampilan berbahasa secara utuh. Dalam pengajaran secara itu, peerkembangan dan tingkat penguasaan kemampuan menyimak perlu dipantau dan diukur melalui penyelanggaraan tes menyimak.
Menyimak atau istima’ merupakan keterampilan dalam berbahasa arab yang memungkinkan seseorang untuk memahami bahasa arab yang digunakan secara lisan, sehingga terhindar dari kesalahpahaman dalam berkomunikasai yang dapat menyebabkan berbagai hambatan dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan sehari-hari. Dengan memiliki penguasaan keterampilan menyimak yang mamadai, duharapkan siswa terbiasa dengan bunyi-bunyi bahasa arab yang pada akhirnya memungkinkannya untuk melafalkan bunyi-bunyi tersebut dengan benar. (Ibrahim, 1987: 223).
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1.Apa yang dimaksud dengan media istima’?
2.Apa perbedaan menyimak dan mendengar?
3.Apa tujuan menyimak dalam pembelajaran bahasa Arab?
4.Apa jenis-jenis menyimak dalam pembelajaran bahasa Arab?
5.Bagaimana teknik pengajaran istima’?
C.    Tujuan
Adapun tujuan dari makalah kami, antara lain sebagai berikut:
1.Mengetahui tentang media istima’
2.Mengetahui perbedaan menyimak dan mendengar
3.Mengetahui tujuan menyimak dalam pembelajaran bahasa Arab
4.Mengetahui jenis-jenis menyimak dalam pembelajaran bahasa Arab
5.Mengetahui teknik pengajaran istima’













BAB II
     PEMBAHASAN
A.  PENGERTIAN MENYIMAK (ISTIMA’)
                        Menyimak (istima’) adalah proses mendengarkan dengan penuh pemahaman, apresiasi dan evaluasi. Dalam proses menyimak, diawali dengan kegiatan mendengarkan bahan simakan oleh siswa (penyimak), selanjutnya bahan simakan dipahami berdasarkan tingkat pemahaman siswa yang dimaksud, kemudian dalam proses pemahaman tersebut terjadi proses evaluasi menghubungkan antara topik yang disimak dengan pengalaman dan/atau pengetahuan yang dimiliki siswa. Setelah proses tersebut selesai, barulah siswa memberikan respon terhadap isi  bahan yang disimaknya. Jadi dapat dikatakan bahwa menyimak merupakan kegiatan yang disengaja melalui proses mendengar untuk memahami bunyi-bunyi bahasa, sedangkan mendengar adalah kegiatan yang dilakukan hanya sekedar tahu tetapi tidak memahami bunyi- bunyi bahasa yang disimak.
          Keterampilan menyimak (maharah al-istima’/ listening skill) adalah kemampuan seseorang dalam mencerna atau memahami kata atau kalimat yang diujarkan oleh mitra bicara atau media tertentu.
          Kemampuan ini sebenarnya dapat dicapai dengan latihan yang terus menerus untuk mendengarkan perbedaan-perbedaan bunyi unsur-unsur kata (fonem) dengan unsur-unsur lainnya menurut makrajhuruf yang betul baik baik langsung dari penutur aslinya (al-nathiq al-ashli) maupun melalui rekaman.
          Menyimak adalah suatu keterampilan yang hingga sekarang agak diabaikan dan belum mendapatkan tempat yang sewajarnya dalam pengajaran bahasa. Hal ini dikatakan karena masih kurang sekali materi berupa buku teks dan sarana lain seperti rekaman yang digunakan untuk menunjang tugas guru dalam pengajaran menyimak untuk digunakan di Indonesia.





B.  TUJUAN MENYIMAK
             Tujuan menyimak adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan fakta
            Mendapatkan fakta dapat dilakukan melalui penelitian, riset, eksperimen, dan membaca. Cara lain yang dapat dilakukan adalah menyimak melalui radio, tape recorder, TV, dan  percakapan.
2. Menganalisis fakta
            Fakta atau informasi yang telah terkumpul dianalisis kaitannya harus jelas pada unsur-unsur yang ada, sebab akibat yang terkandung di dalamnya.Apa yang disampaikan penyimak harus dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak dalam bidang yang sesuai.
3. Mendapatkan inspirasi
            Dapat dilakukan dalam pertemuan ilmiah atau jamuan makan.Tujuannya adalah untuk mendapatkan ilham.Penyimak tidak memerlukan fakta baru.Mereka yang datang diharapkan untuk dapat memberikan masukan atau jalan keluar berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
4. Menghibur diri
            Para penyimak yang datang untuk menghadiri pertunjukkan sandiwara, musik untuk menghibur diri. Mereka itu umumnya adalah orang yang sudah jenuh atau lelah sehingga  perlu menyegarkan fisik, mental agar kondisinya pulih kembali.
C.  JENIS-JENIS MENYIMAK
             Jenis-jenis menyimak dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Menyimak Ekstensif
            Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa.Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru.Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan.Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat, yaitu sebagai berikut:
a. Menyimak sekunder Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
b. Menyimak estetik Dalam menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif  penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku.
c. Menyimak pasif Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak pada saat belajar dengan teliti. Misalnya, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam kurun waktu dua atau tiga tahun berikutnya orang itu sudah dapat berbahasa daerah tersebut.
d. Menyimak sosial Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.
2. Menyimak Intensif
            Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh konsentrasi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Menyimak intensif ini memiliki ciri-ciri yang harus diperhatikan, yakni:
(a) menyimak intensif adalah menyimak  pemahaman,
(b) menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi,
(c) menyimak intensif ialah memahami bahasa formal,
(d) menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan.
Adapun yang tergolong menyimak intensif ada lima, yaitu sebagai berikut.
a.Menyimak kritis. Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, dan informasi dari pembicara.
b.Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.
c.Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan  berapresiasi terhadap puisi itu.
d.Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak.
e.Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan menemukan; 1) hal-hal baru yang menarik, 2) informasi tambahan mengenai suatu topik, 3) isu, pergunjingan atau buah bibir yang menarik.
D.  TEKNIK PENGAJARAN ISTIMA’
Salah satu prinsip linguistik menyatakan bahwa bahasa itu pertama adalah ujaran, yakni bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan dan bisa didengar. Atas dasar itulah beberapa ahli pengajaran bahasa menetapkan satu prinsip bahwa pengajaran bahasa harus dimulai dengan mengajarkan aspek-aspek pendengaran dan pengucapan sebelum membaca dan menulis.
Dengan demikian menyimak merupakan satu pengalaman belajar yang amat penting bagi para siswa dan seyogyanya mendapat perhatian sungguh-sungguh dari para pengajar. Implikasinya dalam pelaksanaan pengajaran ialah bahwa guru hendaknya memulai pelajarannya dengan memperdengarkan  ujaran-ujaran bahasa Arab baik berupa kata-kata maupun kalimat, setidak-tidaknya ketika guru memperkenalkan kata-kata baru, ungkapan-ungkapan baru, atau pola kalimat baru.
Manfaat istima’ ini adalah membiasakan siswa mendengar ujaran dan mengenal dengan baik tata bunyi bahasa Arab, disamping dapat menciptakan kondisi belajar penuh gairah dan menumbuhkan motivasi dalam diri siswa.
Kemahiran menyimak pada tujuan pertama siswa dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa Arab secara tepat. Latihan pengenalan ini sangat penting karena system tata bunyi bahasa arab banyak berbeda dengan bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang dikenal oleh siswa. Satu keuntungan bagi guru bahasa arab bahwa umumnya anak-anak Indonesia khususnya yang muslim telah mengenal bunyi-bunyi bahasa arab sejak masa kanak-kanak dengan adanya pelajaran membaga Al Qur’an dan shalat. Namun tidak mengurangi pentingnya latihan tersebut, karena ternyata pengalaman mereka itu belum tuntas. Ada bunyi bahasa arab yang sama dengan bunyi bahasa pelajar, ada yang mirip dan adayang sama sekali berbeda sehingga tidak dikenal (asing).


1.    Metode langsung (طريقة المباشرة)
Metode ini muncul akibat ketidakpuasaan terhadap hasil pengajaran bahasa dengan metode gramatikal wa tarjamah. Metode ini dikembangkan atas dasar asumsi bahwa proses bahasa belajar kedua atau bahasa asing sama dengan belajar bahasa ibu, yaitu dengan penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi.
Tujuan metode tersebut adalah penggunaan bahasa secara lisan agar siswa dapat berkomunikasi secara alamiah seperti penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat.
2.    Metode eklektik (الطريقة ألإنتقائية )
Metode eklektik ini bisa menjadi metode yang ideal apabila didukung oleh penguasaan guru secara memadai terhadap berbagai macam metode, sehingga dapat mengambil secara tepat segi-segi kekuatan dari setiap metode dan menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan program pengajaran yang ditanganinya, kemudian secara proposional.
3.    Metode audiolingual
Metode lain yang dapat digunakan selain metode langsung selaras dengan asumsi tersebut di atas untuk khalayak sasaran yang sama pula adalah metode audiolingual. Metode audiolinggual memiliki karakteristik diantaranya: tujuan pengajarannya adalah penguasaan empat ketrampilan berbahasa secara seimbang, diawali dengan menyimak, berbicara kemudian membaca dan menulis. Teknik prmbelajaran secara umum yang mungkin bisa dipilih yaitu pemberian kalimat-kalimat bahasa asing dalam bentuk percakapan untuk dihafalkan dan dikembangkan.

Tenik-teknik pembelajaran istima’

a.      Tingkat pemula
1.    Dengar Ucap
Teknik ini adalah langkah awal pengajaran ketrampilan, hal ini berguna bagi siswa yang belum pernah belajar bahasa Arab. Model ucapan dipersiapkan secara optimal oleh guru. Isi model ucapan berupa fonem, kosakata, kalimat. Model tersebut dibacakan sementara siswa mendengarkan, kemudian menirukan (Tarigan 1986: 52) teknik ini melatih kelancaran lidah dalam menyebutkan huruf Arab, kosa kata dan kalimat, sekaligus melatih membunyikan perbedaan bunyi huruf satu sama lain.
Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru ketika menerapkan teknik dengar ulang ucap, guru harus benar-benar mengucapkannya dengan fasih, jika guru merasa kurang baik dalam menyebutkan huruf Arab, maka guru dapat menggunakan tape recorder dengan mengikuti langkah berukut:
1)      Guru menyiapkan abjad Arab ditulis di papan tulis atau ditayangkan melalui layar, kemudian guru menyebutkan suara huruf tersebut satu persatu dengan benar atau sesuai dengan makhrajnya.
2)      Kemudian siswa mengikuti menyebutkan huruf Arab dengan fasih secara berulang-ulang.
3)      Setelah dirasa cukup guru melanjutkan untuk menyebutkan kata yang sesuai dengan madnya atau panjang pendeknya bunyi sebuah kata.
4)      Kemudian diikuti oleh siswa sampai mereka dapat menyebutkan perbedaan huruf-huruf Arab dan memahamai panjang pendeknya bacaan tersebut.
2.    Dengar Tulis
Teknik dengar tulis berfungsi untuk melatih pendengaran siswa serta ketrampilan menuliskan apa yang didengar berupa kata atau kalimat dalam bahasa Arab. Teknik dengar tulis ini sama seperti teknik dengan ucap. Teknik dengar tulis yaitu siswa mendengara apa yang dibacakan oleh guru kemudian ditulis oleh siswa dibuku catatan (tarigan 1986: 55). Teknik dengar tulis mirip dengan teknik imla’ masmu’ yang ditemukan oleh Ahmad Qadir, yaitu guru membacakan sepotong kalimat pendek dalam bahasa Arab kemudian ditulis oleh siswa.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1)    Guru menyiapkan kalimat pendek atau kata yang sesuai dengan tingkat kemampuan    siswa, kemudian guru membacakan kata atau kalimat pendek tersebut dengan pelan dan  jelas.
2)   Siswa menuliskan kata atau kalimat dalam buku catatan.
3   Guru dapat melanjutkan membacakan kata yang memiliki tingkat kesulitan atau kalimat yang sedikit panjang.

3.    Menemukan Benda
Teknik menemukan benda ini bermanfaat bagi siswa untuk melatih daya ingat siswa terhadap kosa kata yang telah dihafal, serta melatih kecepatan merespon dan merealisasikan bunyi kosakata dengan bentuk konkrit. Teknik menemukan benda bermanfaat bagi guru untuk melatih siswa dalam menghafal kosakata. Jadi kosakata tidak dihafal secara terori tapi siswa mengetahui benda tersebut. Benda yang ditempatkan tersebut mampu mengingatkan siswa terhadap namanya dalam bahasa Arab. Langkah-langkah teknik ini berupa:
1)      Guru menyiapkan benda-benda yang familiar dan mudah ditemukan, kemudian dimasukkan dalam satu box atau kotak dan letakkan kotak tersebut di depan kemudian guru menyebutkan nama benda tersebut satu persatu dengan jelas (Tarigan 1986: 59).
2)      Setelah itu siswa disuruh mencari benda yang telah disebutkan namanya dalam kotak tersebut.
b.      Tingkat menengah
4.    Dengar Kerjakan
Teknik dengar kerjakan berguna untuk melatih pendengaran dan pemahaman siswa terhadap pesan atau instruksi bahasa. Model ucapan hendaklah berisi kalimat perintah atau berupa pesan yang berimplikasi pada tindakan, (Tarigan 1986: 58) kegiatan ini dapat dimulai dari yang sederhana ke yang lebih sulit, karena aktivitas ini membutuhkan pemusatan pikiran instruksi atau perintah tersebut harus disesuaikan tasrifnya seperti untuk orang kedua mudzakar, mufrad atau muannas mufrod. (Depag 1979: 133). Sebaiknya perintah tersebut dimulai dengan perintah yang diperlukan dalam kelas atau laboraorat dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Guru memerintahkan salah seorang siswi untuk berdiri misalnya قم
2)     Setelah siswa tersebut mendengar kata perintah, maka ia akan merespon dengan mengikuti perintah dari guru, jika ia paham, maka tindakannya akan sesuai dengan perintah.
5.    Bisik Berantai
Teknik bisik berantai merupakan latihan kemampuan dengar serta latihan kemahiran menyampaikan berita / pesan kepada orang lain. Teknik bisik berantai ini memerlukan kecermatan dan kecepatan memahami pembicaraan orang yang kemudian disampaikan pada orang lain. Langka-langkah pengajaran:
1)      Guru membagi siswa menjadi satu baris atau dua baris, kemudian siswa yang berada di baris yang paling depan disuruh maju menghadap guru.
2)      Guru memperlihatkan kalimat pendek, berupa pesan singkat atau perintah kepada siswa.
3)      Siswa yang mendapatkan perintah atau pesan dari guru menyampaikannya kepada siswa berikutnya dengan suara berbisik. Begitu seterusnya.
4)      Siswa yang berada di baris yang terakhir menyebutkan pesan atau perintah dengan suara yang keras.

c.       Tingkat lanjutan
6.    Merangkum
a.       Media yang digunakan berupa pita kaset (cassette tape).
teknik merangkum ini merupakan latihan pemusatan menyimak sebuah cerita yang disampaikan secara lisan, hal itu menuntut siswa untuk memahami apa yang disimak, kemudian siswa disuruh merangkum cerita atau karangan tersebut menjadi pendek. (Tarigan: 1986: 67). Cerita yang dibacakan oleh guru sebaiknya menarik dan bahasanya mudah dipahami dan dibacakan atau diceritakan secara perlahan, kalau perlu dalam menceritakannya dalam gaya atau/ mimic. Langkah pembelajaran:
1)      guru membuat sebuah cerita yang mudah dan kisahnya sangat familiar bagi siswa contoh karangan pendek dan sederhana:
الجموس حيوان كبير الحجم له قرنان طويلان واربعة ارجل ولون جلده اسود ياكل الجاموس الاعشاب ويشرب ماء من مياه الترعة ويغتسل فى النهر كل يوم يحرث الجاموس الارض ويجر عرابات النقل ليسعد الفلاح.
2)      siswa mencoba merangkum.
7.    Menjawab Pertanyaan
Media yang digunakan berupa pita kaset (cassette tape).
Teknik menjawab pertanyan ini bermanfaat untuk mengetahui apakah siswa memahami pertanyaan. Teknik menjawab pertanyaan ini merupakan cara lain mengajarkan istima’ yaitu melaui latihan menjawab pertanyaan, apa, siapa, mengapa, di mana, dan sebagainya. Langkah-langkahnya:
1)      guru mengjukan pertanyaan yang mudah sesuai dengan teks yang diperdengarkan.
2)      Siswa menjawab dengan keras.
3)      Guru juga bias menanyakan pertanyan yang bentuknya pilihan ganda.
E.   MEDIA PEMBELAJARAN MENYIMAK (ISTIMA’)
          Media secara Harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut AECT “Association for Education and Comunication” media adalah segala bentuk yang di gunakan untuk proses penyaluran informasi. Di dalam bahasa Arab, media pembelajaran disebut al-mu’ayyanat al-sam’iyyah al-bashariyyah, yaitu alat pandang dengar. Dengan kata lain, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan kesan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya.
          Media Pembelajaran menyimak adalah suatu media sebagai alat perantara atau pengantar dalam proses mendengarkan dengan penuh pemahaman, apresiasi dan evaluasi agar seseorang bias dan mudah dalam mencerna atau memahami kata atau kalimat yang diujarkan.
F.   CONTOH MEDIA PEMBELAJARAN MENYIMAK (ISTIMA’)
a.      Compact Disk (CD)
Compact disk merupakan media yang sangat penting dalam pembelajaran keterampilan menyimak, karena benda ini dapat diisi dengan beberapa bentuk software sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh guru. Sebagai contoh materi pembelajaran menyimak yang dapat dimasukkan kedalam media ini seperti, film, drama, pidato, iklan, lagu-lagu atau bentuk siaran lain.
b.     Casset Recorder
Casset Recorder merupakan media yang sudah lama digunakan dalam pembelajaran keterampilan menyimak, akan tetapi media ini hanya terbatas untuk materi-materi tertentu tidak se fleksibel compact disk. Kekurangan media ini tidak dapat menampilkan dalam bentuk gambar.
c.      Peragaan
Peragaan merupakan media yang dapat membantu siswa dalam memahami teks yang didengar siswa, disamping itu dapat pula memberikan penguatan terhadap makna yang terkandung dalam teks tersebut. Peragaan yang dimaksud adalah : gerakan badan, isyarat, mimik wajah atau bentuk yang lainnya.
d.     Permainan Bahasa
Ada beberapa permainan bahasa yang dapat digunakan dalam mengajarkan keterampilan menyimak seperti : bisik berantai (al asror al mutastalstil), perintah bersyarat, siapa yang berbicara (man al mutahadist), bagaimana saya pergi. 
e.      Gambar Bersambung
Gambar bersambung merupakan kumpulan gambar yang menunjuk satu peristiwa yang utuh. Gambar tersebut bisa dalam bentuk kartu yang terpisah, atau dalam satu lembaran yang utuh. Cara menggunakannya bisa satu satu atau sekaligus ditunjukkan kepada siswa.
G.  STRATEGI  DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK (ISTIMA’)
       Beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran istima’  (menyimak) dalam pembelajaran bahasa Arab, antara lain:
1.        Strategi 1 (True or False)
Strategi ini bertujuan untuk melatih kemampuan mendengarkan bacaan dan memahami isi bacaannya secara global. Dalam strategi ini yang dibutuhkan adalah rekaman bacaan dan potongan-potongan teks yang terkait dengan isi bacaan tersebut untuk dibagikan kepada siswa.

Langkah-langkahnya adalah:
  1. Bagikan potongan-potongan teks yang dilengkapi dengan alternatif jawaban benar atau salah (B/S).
  2. Perdengarkan bacaan atau nash lewat kaset atau CD dan para siswa ditugaskan untuk menangkap isi bacaan secara umum.
  3. Setelah bacaan selesai, para siswa diminta membaca pernyataan-pernyataan yang telah dibagikan, kemudian memberikan jawaban benar atau salah terhadap pernyataan tersebut. Jika pernyataan tersebut sesuai dengan isi bacaan yang didengar, berarti benar, dan jika tidak sesuai maka jawabannya salah.
  4. Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan jawabannya.
  5. Perdengarkan sekali lagi kaset tersebut agar masing-masing siswa dapat mencocokkan kembali jawaban yang telah ditulisnya.
  6. Berikanlah klarifikasi terhadap semua jawaban tersebut agar semua siswa mengetahui kebenaran dari jawaban mereka masing-masing.
7.     Strategi 2
Strategi ini lebih menekankan pada aspek kemampuan memahami isi bacaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengiringi dalam setiap bacaan tersebut.
Langkah-langkahnya adalah:
  1. Perdengarkan nash yang sudah direkam dalam kaset maupun CD.
  2. Mintalah semua siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting.
  3. Mintalah semua siswa untuk menjawab soal-soal yang disampaikan pada akhir bacaan tersebut. Jawaban dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis.
  4. Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan jawabannya (presentasi).
  5. Berikan klarifikasi di akhir sessi terhadap jawaban siswa.
2.        Strategi 3
Strategi ini tidak hanya menitik beratkan pada aspek kemampuan memahami isi bacaan, tetapi juga kemampuan untuk mengungkapkan kembali apa yang sudah didengarnya dengan bahasa sendiri.

Langkah-langkahnya adalah:
  1. Perdengarkan nash yang sudah direkam dalam kaset atau CD.
  2. Tugaskan kepada setiap siswa untuk mencatat kata-kata kuncinya (keyword) sambil mendengarkan.
  3. Setelah selesai, para siswa diminta untuk mengungkapkan kembali isi bacaan tersebut dalam bentuk lisan atau tulisan.
  4. Mintalah setiap siswa untuk menyampaikan (mempresentasikan) hasilnya secara bergantian.
  5. Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa untuk memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa.


H.    Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran menyimak (Istima’) ini  memiliki beberapa kelebihan, yaitu sebagai berikut:
1.Melatih kecermatan dalam mendengarkan/memperhatikan;
Keterampilan menyimak dapat melatih sejauh mana siswa dapat mencermati atau mendengarkan apa-apa yang diperdengarkan kepada mereka. Meliputi suara (Ashwat), kalimat-kalimat, isi dan lainnya.
2.Lebih kuat diingat;
Menyimak dalam hal ini berkaitan dengan mendegar adalah keterampilan yang menggunakan panca indera pendengaran atau telinga. Sudah kita ketahui bahwasanya hal yang paling dulu difahami oleh manusia dari bahasa adalah melalui mendengar. Hal ini menjadi salah satu faktor utama dalam mengingat ujaran bahasa yang telah ia dengar dengan kuat.
3.Cepat mengerti;
Melalui keterampilan menyimak ini, siswa akan lebih dapat dimengerti atau memahami isi/kandungan apa-apa yang diperdengarkan kepadanya. Karena mendengar adalah kegiatan yang sangat praktis, berbeda dengan misalnya membaca yang cenderung lebih menguras kejelian indera penglihatan (mata) dan pikiran (otak) yang berfungsi dalam memahami kata demi kata atau paragraf demi paragraf suatu bacaan. (Abdul Alim Ibrahim, 1968: 71).
Pembelajaran menyimak (Ta’lim al-Istima’) tak selamnya memiliki kelebihan saja, pembelajaran Menyimak juga memiliki beragam kekurangan atau kelemahan, diantaranya sebagai berikut:
1.Para pelajar cenderung untuk memberi respon secara serentak dan secara mekanistis seperti membeo(babga’iy), mereka sering tidak mengetahui atau tidak memikirkan makna ujaran yang diucapkan penutur bahasa tersebut.
2.Makna kalimat yang diajarkan biasanya terlepas dari konteks, sehingga pelajar hanya memahami satu makna, padahal suatu kalimat atau ungkapan bisa mempunyai beberapa makna tergantung konteksnya.
3.Sebetulnya para pelajar juga tidak berperan dikelas (keaktifan semu), karena mereka hanya memberi respon pada rangsangan guru.
4.Karena kesalahan dianggap sebagai “dosa”, maka pelajar tidak dianjurkan berinteraksi secara lisan atau tulisan sebelum menguasai benar pola-pola kalimat yang cukup banyak. Akibatnya, pelajar takut menggunakan bahasa.
5.Latihan-latihan pola bersikap manipulatif, tidak kontekstual dan tidak realistis. Pelajar mengalami kesulitan ketika menerapkannya dalam konteks komunikatif yang sebenarnya. (Aziz Fachrurrozi, 2010: 81).
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan pemilihan salah satu metode tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media.
Metode dan teknik pengajaran menyimak seperti yang telah kami paparkan dapat digunakan sesuai dengan jenjang pendidikan mulai tingkat pemula, menengah dan tingkat lanjutan.dari setiap teknik dan metode tersebut masing-masing mempunyai kelemahan dan kelebihan.
B.Saran
Seorang guru  hendaknya dapat memilih metode dan teknik mana yang cocok digunakan dalam pengajaran istima’ pada tingkat pemula, menengah dan lanjutan, sehingga membuat para siswa tertarik dan tidak mudah bosan terhadap proses pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Efendy, A.Fuad. 2005. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.Bandung: Remaja                       Rosdakarya.
Tarigan, Henri Guntur. 1994.Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.                           Bandung: Angkasa





No comments:

Post a Comment