Wednesday, 3 December 2014

CERPEN SMA





SIAPA TEMPATMU


T
erik matahari sudah mulai berkurang, hewan-hewan terbangpun sepertinya sudah hendak pulang ke sangkar masing-masing. Pantaslah lapangan sepakbola di sebuah desa di wilayah Brebes mulai dikunjungi oleh manusia muda, tua, juga anak-anak. Hari Sabtu itu sudah mulai sore dan akan ada pertandingan sepakbola antar komplek di lapangan itu.
“Hari ini yang akan tanding komplek Al–Falah melawan komplek Pekandangan, untuk para pemain agar segera memasuki area pertandingan karena pertandingan akan segera dimulai”, Pengumuman dari panitia pertandingan menggugah semangat Ari cowok tinggi kurus ini untuk cepat-cepat menuju lapangan menonton kompleknya berlaga di lapangan hijau. “Woy buruan….dah mau mulai tuh”. Ari memanggil teman-temannya yang sedang asik duduk-duduk di Poskamling desa. Teman-temannyapun satu persatu mulai mendekat kecuali cowok satu yang terlihat sedang duduk manis di pojok pos dengan handset yang melekat di telinganya. Ari pun mendekatinya dan melepaskan handset dari lubang telinganya. “wey, mau nonton gak lu? dah mau mulai tuh” Ari menarik tangan cowok yang bernama Yhus itu namun Yhus memberontak. ”males ah Ri, gue disini aja yah?” tanpa menghiraukan pembelaan dari sahabatnya itu Ari kembali menarik tangannya dan membawanya pergi bersama teman-teman yang lain, alhasil Yhus pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ia ikut dengan mereka ke lapangan.
Kaki yang beralaskan sandal jepit itu sudah mengantarkan mereka sampai di pinggir lapangan. Vendra salah satu cowok dari gerombolan itu merasa kurang nyaman berada di tempat yang kini mereka diami. Akhirnya ia pun mengusulkan untuk pindah di area dekat gawang yang dijaga oleh kipper dari komplek Al-Falah yang tak lain adalah komplek mereka. Teman-temannyapun menyetujui, akhirnya gerombolan-gerombolan itu bergerak menuju target lokasi.
Tak berapa lama setelah mereka sampai di lokasi, pertandinganpun sepertinya hendak di mulai. Play off tanda pertandingan akan dimulaipun dilakukan. Seluruh pemain dari masing-masing tim berdiri di tengah garis lapangan saling berhadapan kemudian para pemain berjalan sambil bersalaman dengan lawannya secara bergiliran, lantas merekapun menyebar menuju ke posisi masing-masing. Pemandangan seperti ini sudah lazim dilihat sebelum pertandingan sepakbola di mulai.
Senjata andalan sang wasitpun dikumandangkan, ini tandanya pertandingan telah dimulai. Para striker dari masing-masing tim saling berlarian, merebut, menendang-nendang benda bulat yang nampak seperti kepala mereka sendiri itu dengan kaki mereka sambil berlari ke wilayah kekuasaan lawan dengan tujuan yakni membuat benda bulat itu masuk dan mendarat di gawang lawan entah dengan mulus ataupun kasar.:-D
Pertandingan semakin seru, masing-masing kubu saling menyerang namun pertahanan mereka juga sama-sama makin kuat. Sampai di menit ke 30 belum ada satupun bola yang berhasil menerobos masuk ke gawang.
60 menit dari babak pertama inipun telah selesai. Para pemain berjalan ke tepi lapangan untuk beristirahat sejenak dengan timnya masing-masing sambil menyusun strategi baru. Wasit memberi waktu untuk mereka 10 menit melepas lelah. Karena pertahanan masing-masing kubu sama-sama kuat sehingga di babak pertama ini masing-masing tim belum ada yang berhasil menggiring bola dan memasukkannya ke gawang. Alhasil skor pun masih 0 – 0 untuk masing-masing tim. Hal ini sangat dijadikan alasan oleh pelatih masing-masing tim untuk membuat strategi baru agar dapat mengganti angka nol itu dengan angka lain.
Babak kedua segera dimulai, masing-masing tim sudah sangat siap setelah mendapat penyuluhan dari pelatih mereka masing-masing. Pertandingan telah dimulai, lagi-lagi pertandingan juga berlangsung sengit. Masing-masing kubu tidak ada yang mau mengalah, mereka saling kuat untuk mempertahankan keperawanan gawang mereka sendiri. Sampai suatu ketika tim dari komplek Al-Falah lengah dan akhirnya bola berhasil dimasukkan lawan ke gawang mereka. Maka terciptalah sorak soraya peonton pendukung tim pekandangan ketika melihat jagoannya berhasil membobol gawang lawan hingga terciptalah skor 1 – 0 untuk komplek Pekandangan, “Gol….!!” Kata itu serentak diucapkan orang-orang Pekandangan di seantero lapangan, namun berbeda dengan pendukung komplek Al – Falah mereka hanya bisa termangu diam dan berharap komplek mereka dapat mengejar ketinggalan.
Babak keduapun usai, skor masih sama 1 – 0 untuk Pekandangan, ini berarti komplek Al-Falah mengalami kekalahan. Pantaslah seluruh pendukung komplek itu tampak pilu berbeda dengan pendukung komplek Pekandangan.
“Sial, komplek kita kalah. Padahal kalau saja tadi Parman dapat menguasai bola dengan baik pasti bolanya gak akan direbut Seto. Ya minimal skor masih 0 – 0 lah jadi kan Pinalti, ada kemungkinan komplek kita menang.” Ari mencoba berkomentar dan teman-temannya pun mengangguk tanda satu pikiran.
Selesainya pertandingan membuat para penonton tergerak hatinya untuk pulang. Apalagi para pendukung komplek AL-Falah, nampaknya mereka sudah sangat ingin meninggalkan TKP.
Langit mulai gelap, tampak di depan rumah seorang anak laki-laki sedang mencoba mengganggu penghuni rumah agar mau membukakan pintu untuknya. Namun adzan maghrib sudah berkumandang, pintu belum juga dibuka dan anak laki-laki itu masih duduk di depan pintu. Lama pintu tidak dibuka membuat anak itu akhirnya berinisiatif untuk menerobos masuk lewat jendela di lantai dua, kebetulan kamarnya ada disana, Perfect. Tanpa basa dan juga basi, ia langsung menuju samping rumah dimana ia biasa melihat tangga tersandar disana. Dan ….seratus! ia dapati tangga sedang bersandar santai  disana.;-)
Langsung ia bawa tangga itu dan ia sandarkan tepat dibawah jendela kamarnya. Dengan cekatan ia langsung menaiki satu persatu anak tangga hingga ia akhirnya berhasil sampai dipuncak. (yyeeeee. . . .;-)) Jika iklan Pop Mie, “Selamat ..kamu berhasil, rayain sukses elo dengan Pop Mie” namun karena ini versi dia jadi “selamat ….kamu berhasil, rayain sukses elo dengan hamdalah”. Memang sedikit kasihan, padahal bila dirayain dengan Pop Mie, dengan senang hati senyum menggelora akan dia terima karena memang lapar.:-D
Anak laki-laki, dia, anak itu dari tadi hanya panggilan seperti itu yang melintas. Sebenarnya, siapa sih anak laki-laki itu? Siapa sih dia? Dan siapa sih anak itu? Pertanyaan yang pas. Dia adalah Yhus, cowok yang enggan ikut menonton bola dan kemudian dipaksa ikut oleh Ari tadi. Wafa Pratama Yhusditira, nama lengkapnya. Anak SMA kelas X.5 ini berambut ala punk, tak ubahnya seperti model rambut Tria, vokalis the changcuters itu, dan jambulnya ibarat jambul katulistiwanya Syahrini.:-D Disadari atau tidak, yang jelas dia tidak meniru gaya rambut mereka. Dia terlalu cuek. Model rambut ia buat sekenanya, asalkan dia suka. J
Pagi hari jam 05.00 Yhus bangun untuk beribadah pada Tuhannya. Walaupun dia terlalu cuek dan terkesan agak urakan namun dia cowok yang termasuk taat pada Tuhannya, sholeh. ;-)
Hari Minggu, sifat malasnya muncul, dia tidur lagi, manusiawi……….. :-D
Jam 09.00 pagi Nampak seorang wanita muda masuk ke sebuah kamar dengan mangkok yang berisikan sebongkah es di tangannya. Es batu itu kemudian ia letakkan tepat di wajah seorang anak laki-laki yang nampak sedang tidur pulas dan secepat kilat anak laki-laki itupun bangun sambil menggigil kedinginan sementara sang wanita muda yang ternyata kakak sepupunya itu tertawa sambil sedikit memarahinya, “ha ha ha…mantap..dingin kan? makanya bangun…udah dibangunin satu dua kali gak bangun-bangun, malas, sana mandi! cepetan!”. ”Iya kanjeng mba…” Yhus pasrah, ia langsug meraih handuk di pintu kamarnya dan langsung ke kamar mandi.
Yhus sudah berada di kamarnya dengan pakaian, rambut serta wajah yang terlihat fres. Tak tau mau melakukan apa iapun mengambil hp-nya dan menjatuhkan badannya di tempat tidur. Dia sudah melihat layar hp, ada empat sms yang masuk, Yhus tersadar dari semalam sampai dia bangun tadi hp-nya belum tersentuh oleh tangannya. Dia pun membuka satu persatu sms itu, dua sms dari sahabatnya Ari dan Vendra yang keduanya meminta dirinya untuk datang ke warung Pak Somad. Namun karena sms itu tak diketahui olehnya, ia pun baru membalasnya sekarang.           
Sorry sob, dah tidur gw semalem,.
Smspun terkirim. Yhus lanjut membuka sms yang lain, dari Vitry, kata-kata lucu, cewek itu kenalannya, ia memang sering mengirimi Yhus sms lucu. Namun sms itu hanya Yhus baca dan ia tidak terpikirkan untuk membalasnya. Cewek judes buat apa, pikirnya. Yhus lanjut untuk membuka sms berikutnya, ternyata dari nomor yang tak dia kenal, smsnya bertuliskan,
KUCING GARONG
Yhus memincingkan alisnya, dia bingung, dalam hatinya siapa sih ini? Kemudian jempolnya mulai bergerak,
Siapa nih?
Sms terkirim. Yhus meletakkan hp-nya sambil berfikir-fikir tak jelas, tak lama hp-nya pun berbunyi, dia langsung membuka.
Vendra
Lu mah sapi, tidur mulu…payah!
Yhus tertawa geli, dalam hatinya  ia kira balasan dari nomor tadi, nyatanya Vendra ngatain sapi lagi. J Sms pun Yhus kirim lagi pada Vendra, hingga akhirnya mereka saling asik melempar kata, dan untuk nomor asing tadi, entahlah, tak Nampak. %-)
Yhus cowok 15 tahun itu tinggal bersama ayah dan ibu tirinya, Ayah dan ibu kandungnya bercerai saat ia baru bisa duduk, kurang lebih umur satu tahun. Dia tidak tahu penyebab kedua orang tua kandungnya itu bercerai. Yang ia tahu dari kecil ia tinggal bersama ayah dan keluarga yang lain tanpa seorang ibu, baru setelah ia kelas dua SMP ia mendapatkan seorang ibu karena ayahnya menikah lagi. Yhus tidak membenci ayahnya karena menikah lagi ataupun menyalahkan ibunya yang merelakan berpisah dengan ayahnya. Walaupun dari kecil Yhus tinggal bersama ayahnya namun ia masih berkomunikasi dengan ibunya, dan sangat paham wajah ibunya seperti apa.
Yhus dikenal sebagai cowok yang tidak suka menampakkan kebenaran isi hatinya, kapan hatinya sedih ataupun senang tidak ada yang mengetahui pasti. Malam sebelum pernikahan ayahnya ia sempat menangis, menangis tanpa bersuara. Ia berusaha menekan suaranya agar tidak ada orang yang mendengar kalau ia sedang menangis.
Jam 9 malam Yhus rupanya telah selesai belajar, buku untuk pelajaran esok ia masukkan ke dalam tas. Ia pun bersiap untuk tidur namun…… dereretttt derererettt..... Hp-nya bergetar tanda ada sms yang ia terima. Ia pun membuka sms itu, “nomor yang tadi” ia berguman.
+6287737011420
Malam….
Dengan sisa tenaganya Yhus membalas sms tersebut,
Siapa nih,.?
Sms terkirim, tak berapa lama hpnya bergetar lagi,
+6287737011420
 Cyapa aja boleh……..
Yhus mulai kesal, akhirnya dia membalas sekenanya,
  ?6?6?6
Sms terkirim sampai akhirnya Yhus tidak memperdulikan sms nomor itu yang terakhir, Yhus memilih tidur.
Pagi hari jam 06.30 Yhus berangkat ke sekolahnya. Entah apa yang diimpikan para murid X.5 tadi malam, jam pertama pelajaran mereka kosong. Guru mereka izin karena ada kepentingan keluarga yang mendadak sehingga para siswapun tidak mendapatkan tugas dari guru mereka. Sebagian banyak siswa asik bercengkerama ataupun bermain-main, namun ada juga siswa yang tetap belajar. Siswa teladan! ;-) Yhus sendiri, dia asik mengutak-atik hp-nya, tiba-tiba cowok kelahiran 17 Juli 1995 ini teringat dengan nomor yang semalam ia kencani. Selalu pertanyaan siapa yah dia?..itu muncul, dan tiba-tiba….apa dia Felina?..pertanyaan itu melintas di otaknya, ia pun segera memainkan jempolnya,
Ini Felina yah?...
Sms pun terkirim. Menit terus berganti hp nya belum juga bergetar. Yhus lalu mengirim ulang sms tadi sampai 3 kali tetap saja sang penerima belum sudi untuk membalas, Yhus pun menyerah. L
Malam Selasa yang cukup cerah, memang kini sudah saatnya memasuki musim kemarau. Malam yang cocok sekali dimanfaatkan untuk bercengkerama dengan orang lain. Suasana seperti ini juga tak di sia-siakan oleh Yhus dan rombongannya, mereka saling berkumpul hanya sekedar bercerita, mengobrol, menyanyi ataupun bermain gitar, yang pasti melepas penat. Yhus yang sedari tadi sedang menikmati alunan music di Hp-nya tiba-tiba tersadar ada satu sms yang masuk sehingga membuat Hp-nya tidak lagi memutar music. Dari nomor misterius itu, dengan cekatan Yhus langsung membalas sms itu tanpa pikir-pikir panjang. Namun, lagi-lagi Yhus belum bisa mengetahui siapa dia. Dan akhirnya Yhus menanyakan perihal nomor itu pada mantan adik kelasnya yang sempat ia curigai sebagai pemilik nomor itu yaitu Felina. Felin pun menjelaskan apa adanya kalau bukan dia yang memainkan nomor itu. Atas cerita-cerita Yhus itu Felin ikut penasaran juga dengan nomor itu sehingga ia berinisiatif untuk mencari tau siapa penunggu nomor itu. :-D Dengan kesabarannya ia berhasil mengetahui pemilik nomor itu, Katty itu nama yang ia dapatkan.
“Mas Yhus, namanya Katty”. Felin memberitahu
“Wahh, sama loe dia mau jujur yah?, trus katanya anak mana?” Yhus menginterogasi
“Dia bilang sih rumahnya di Bumiayu”.
“Hah.. nggak salah tuh? Kok bisa yah?”
“Tau deh, coba nanti Felin tanyain lagi yah…”
“Siep, makacieh yah muaniiiizzz….” Yhus membentangkan pipi Felin dengan tangannya, sementara si korban hanya bisa manyun tak kuasa. :-D
Kamis sore membuka percakapan Felin dengan Katty si nomor misterius itu setelah Rabu sore Katty tidak membalas pesan Felin.
Di pesan singkat:
“emmmmm……..sorry  yah, kemaren q gak bales, lagi jelek sih mood’a..he he :O”
“Owh githu yh mbx” He’eh gx pha apa. Mbx boleh Tanya? Mbx’a bneran orang Bumiayu ya?
“Manx kenapa?”
“Mau Tanya aja mbx…cpa tw mbx’a boong, hehe..peace..”
“Q emanx orang Bumiayu beneran, tapi jujur yah…namaku Viana bukan Katty,. Katty itu nama kucingku he he:O”
Mereka makin asik mengobrol hingga adzan memberhentikan mereka. Malam harinya Felin pun melaporkan hasil temuannya kepada seseorang yang tak ubahnya seperti sang bos untuknya siapa lagi kalau bukan …..Y-H-U-S.
Setelah Yhus mengetahui kebenarannya diapun mencoba menghubungi pemilik nomor yang mempunyai nama Viana tadi. Tak dinyana dan tak diduga oleh Yhus, Viana marah padanya. Viana marah karena ia merasa dipermainkan oleh Yhus dan Felin. Terutama Felin. Viana sampai mengucapkan kata-kata kasar padanya, Yhus dan Felin bak musuh bebuyutan baginya padahal mereka baru saja kenal. :-/
Mungkin mereka sudah ditakdirkan untuk saling mengenal sehingga mereka dipertemukan lagi setelah Viana memutuskan untuk mengganti nomor Hp nya.
Suatu ketika Yhus mendapatkan sebuah nomor Hp dari seorang temannya dan setelah ia mencoba menghubungi ternyata pemiliknya adalah Viana yang pernah mampir dalam setitik hidupnya. Dengan kesabaran Yhus menghadapi cewek itu akhirnya dia tau penyebab kemarahan cewek itu. Yhus pun meminta maaf padanya atas sms yang tidak senonoh yang diterima Viana dari nomornya.
Singkat cerita, atmosfer kedamaian mungkin sedang memayungi mereka sehingga tanpa disadari mereka berdua sudah semakin dekat. Viana yang seorang cewek mempunyai naluri mudah mengungkapkan isi hatinya membuatnya nyaman pada Yhus yang selalu bisa memberikan respon yang membuatnya puas.
Tanpa disadari pula Yhus juga rupanya terbuai akan kedekatan yang sedang ia jalani. Perasaan yang biasa ia pendam sendiri kini sedikit demi sedikit mulai tertuangkan pada Viana. Yhus merasakan kepuasan dan ketenangan hati setelah ia memuntahkan unek-unek yang selama ini ada dalam hatinya.
Lalu lalang mereka bercerita membuat keduanya lebih mengenal satu sama lain. Yhus bahkan lebih tau tentang Viana yang tidak lebih lama ia kenal dibanding tau tentang Felin dan Viana pun lebih tau tentang Yhus yang sedalam-dalamnya dari yang Felin ketahui. Kenapa yang menjadi patokan adalah Felin? Karena Felin satu-satunya orang yang mempunyai andil dan tahu bagaimana kedekatan mereka. Dengan Viana Yhus seperti mendapatkan tempat baru yang membuatnya ingin selalu berada disana. Tempat yang penuh dengan kedamaian, kenyamanan, kepuasan, kebahagiaan dan ketenangan hati. Hari-harinya seperti didorong oleh angin saat ia berjalan, tidak ada beban dalam hati maupun pikirannya. Semua itu sudah tersalurkan dengan baik di tempat yang penuh kesejukan baginya, ditempat yang membuatnya selalu ingin pulang, pulang untuk berbagi segala sesuatu yang menimpa hatinya, segala sesuatu baik itu kesediaan maupun kebahagiaan, semua itu ingin ia bagikan kepada satu hati kepada satu tempat. Dan, yang akan ia tanyakan pada dunia adalah, “Siapa tempat mu?? Kalau tempatku adalah VIANA”.
Bagi Yhus maupun Viana hari-hari tidak terasa sepi maupun ada airmata, setiap harinya kicau burung dan hujan bunga selalu datang di bumi menyejukan hati yang diterpa kelelahan, menenangkan pikiran yang jadi buronan masalah. Yhus menanggapi masalah-masalahnya dengan lebih santai, dia sudah punya tempat. Yang ia mau lakukan saat ini adalah bagaimana ia menjaga tempat yang telah ia miliki agar tempat itu tidak didiami oleh orang lain, di kontrakpun dia tak rela. :-D Dan untuk masalah keluarganya, dia biarkan seperti air mengalir, yang penting keluarganya merasa bahagia, ayahnya bahagia dengan istri barunya demikian ibunya yang bahagia juga dengan suami barunya. Kehidupan itu terus berlanjut. Yhus melangkah ditemani tempat hatinya. Dan untuk masalah penyebab perceraian orang tuanya, sampai sekarang Yhus tak tahu. Dan sekali lagi Yhus tidak mau mencari masalah. Yang penting sekarang semuanya bahagia termasuk dirinya.




                                                                                               ASARO APRILIANTI (07)
                                                                                               XII.IPA.2
































No comments:

Post a Comment