
SIAPA
TEMPATMU
T
|
erik matahari sudah mulai berkurang,
hewan-hewan terbangpun sepertinya sudah hendak pulang ke sangkar masing-masing.
Pantaslah lapangan sepakbola di sebuah desa di wilayah Brebes mulai dikunjungi
oleh manusia muda, tua, juga anak-anak. Hari Sabtu itu sudah mulai sore dan
akan ada pertandingan sepakbola antar komplek di lapangan itu.
“Hari ini yang akan
tanding komplek Al–Falah melawan komplek Pekandangan, untuk para pemain agar
segera memasuki area pertandingan karena pertandingan akan segera dimulai”,
Pengumuman dari panitia pertandingan menggugah semangat Ari cowok tinggi kurus
ini untuk cepat-cepat menuju lapangan menonton kompleknya berlaga di lapangan
hijau. “Woy buruan….dah mau mulai tuh”. Ari memanggil teman-temannya
yang sedang asik duduk-duduk di Poskamling desa. Teman-temannyapun satu persatu
mulai mendekat kecuali cowok satu yang terlihat sedang duduk manis di pojok pos
dengan handset yang melekat di telinganya. Ari pun mendekatinya dan melepaskan
handset dari lubang telinganya. “wey, mau nonton gak lu? dah mau mulai tuh” Ari menarik
tangan cowok yang bernama Yhus itu namun Yhus memberontak. ”males ah Ri, gue disini
aja yah?” tanpa menghiraukan pembelaan dari sahabatnya itu Ari kembali menarik
tangannya dan membawanya pergi bersama teman-teman yang lain, alhasil Yhus
pun tidak bisa berbuat
apa-apa lagi, ia ikut dengan mereka ke lapangan.
Kaki yang beralaskan
sandal jepit itu sudah mengantarkan mereka sampai di pinggir lapangan. Vendra salah satu cowok
dari gerombolan itu merasa kurang nyaman berada di tempat yang kini mereka
diami. Akhirnya ia pun mengusulkan untuk pindah di area dekat gawang yang
dijaga oleh kipper dari komplek Al-Falah yang tak lain adalah komplek mereka. Teman-temannyapun
menyetujui, akhirnya gerombolan-gerombolan itu bergerak menuju target lokasi.
Tak berapa lama setelah
mereka sampai di lokasi, pertandinganpun sepertinya hendak di mulai. Play off tanda
pertandingan akan dimulaipun dilakukan. Seluruh pemain dari
masing-masing tim berdiri di tengah garis lapangan saling berhadapan kemudian
para pemain berjalan sambil bersalaman dengan lawannya secara bergiliran,
lantas merekapun menyebar menuju ke posisi masing-masing. Pemandangan seperti ini
sudah lazim dilihat sebelum pertandingan sepakbola di mulai.
Senjata andalan sang
wasitpun dikumandangkan, ini tandanya pertandingan telah dimulai. Para striker
dari masing-masing tim saling berlarian, merebut, menendang-nendang benda
bulat yang nampak seperti kepala mereka sendiri itu dengan kaki mereka sambil
berlari ke wilayah kekuasaan lawan dengan tujuan yakni membuat benda bulat itu
masuk dan mendarat di gawang lawan entah dengan mulus ataupun kasar.:-D
Pertandingan semakin
seru, masing-masing kubu saling menyerang namun pertahanan mereka juga
sama-sama makin kuat. Sampai di menit ke 30 belum ada satupun bola yang
berhasil menerobos masuk ke gawang.
60 menit dari babak
pertama inipun telah selesai. Para pemain berjalan ke tepi lapangan untuk
beristirahat sejenak dengan timnya masing-masing sambil menyusun strategi baru.
Wasit memberi waktu untuk mereka 10 menit melepas lelah. Karena pertahanan
masing-masing kubu sama-sama kuat sehingga di babak pertama ini masing-masing
tim belum ada yang berhasil menggiring bola dan memasukkannya ke gawang. Alhasil
skor pun masih 0 – 0 untuk masing-masing tim. Hal ini sangat dijadikan alasan
oleh pelatih masing-masing tim untuk membuat strategi baru agar dapat mengganti
angka nol itu dengan angka lain.
Babak kedua segera
dimulai, masing-masing tim sudah sangat siap setelah mendapat penyuluhan dari
pelatih mereka masing-masing. Pertandingan telah dimulai, lagi-lagi
pertandingan juga berlangsung sengit. Masing-masing kubu tidak ada yang mau
mengalah, mereka saling kuat untuk mempertahankan keperawanan gawang mereka
sendiri. Sampai suatu ketika tim dari komplek Al-Falah lengah dan
akhirnya bola berhasil dimasukkan lawan ke gawang mereka. Maka terciptalah
sorak soraya peonton pendukung tim pekandangan ketika melihat jagoannya
berhasil membobol gawang lawan hingga terciptalah skor 1 – 0 untuk komplek Pekandangan,
“Gol….!!” Kata itu serentak diucapkan orang-orang Pekandangan di seantero
lapangan, namun berbeda dengan pendukung komplek Al – Falah mereka hanya bisa
termangu diam dan berharap komplek mereka dapat mengejar ketinggalan.
Babak keduapun usai,
skor masih sama 1 – 0 untuk Pekandangan, ini berarti komplek Al-Falah mengalami
kekalahan. Pantaslah seluruh pendukung komplek itu tampak pilu berbeda dengan
pendukung komplek Pekandangan.
“Sial, komplek kita kalah. Padahal kalau saja tadi
Parman dapat menguasai bola dengan baik pasti bolanya gak akan direbut Seto. Ya
minimal skor masih 0 – 0 lah jadi kan Pinalti, ada kemungkinan komplek kita
menang.” Ari mencoba berkomentar dan teman-temannya pun mengangguk tanda satu
pikiran.
Selesainya pertandingan
membuat para penonton tergerak hatinya untuk pulang. Apalagi para pendukung
komplek AL-Falah, nampaknya mereka sudah sangat ingin meninggalkan TKP.
Langit
mulai gelap, tampak di depan rumah seorang anak laki-laki sedang mencoba mengganggu
penghuni rumah agar mau membukakan pintu untuknya. Namun adzan maghrib sudah
berkumandang, pintu belum juga dibuka dan anak laki-laki itu masih duduk di
depan pintu. Lama pintu tidak dibuka membuat anak itu akhirnya berinisiatif
untuk menerobos masuk lewat jendela di lantai dua, kebetulan kamarnya ada
disana, Perfect. Tanpa basa dan juga basi, ia langsung
menuju samping rumah dimana ia biasa melihat tangga tersandar disana. Dan ….seratus! ia dapati
tangga sedang bersandar santai disana.;-)
Langsung ia bawa tangga itu dan ia
sandarkan tepat dibawah jendela kamarnya. Dengan cekatan ia langsung menaiki
satu persatu anak tangga hingga ia akhirnya berhasil sampai dipuncak.
(yyeeeee. . . .;-)) Jika iklan Pop Mie, “Selamat ..kamu berhasil, rayain sukses
elo dengan Pop Mie” namun karena ini versi dia jadi “selamat ….kamu berhasil,
rayain sukses elo dengan hamdalah”. Memang sedikit kasihan, padahal bila
dirayain dengan Pop Mie, dengan senang hati senyum menggelora akan dia terima
karena memang
lapar.:-D
Anak laki-laki, dia,
anak itu dari tadi hanya panggilan seperti itu yang melintas. Sebenarnya, siapa
sih anak laki-laki itu? Siapa sih dia? Dan siapa sih anak itu? Pertanyaan yang
pas. Dia adalah Yhus, cowok yang enggan ikut menonton bola dan kemudian dipaksa
ikut oleh Ari tadi. Wafa Pratama Yhusditira, nama lengkapnya. Anak SMA kelas X.5 ini berambut ala punk,
tak ubahnya seperti model rambut Tria, vokalis the changcuters itu,
dan jambulnya ibarat jambul katulistiwanya Syahrini.:-D Disadari atau tidak, yang
jelas dia tidak meniru gaya rambut mereka. Dia terlalu cuek. Model rambut ia
buat sekenanya, asalkan dia suka. J
Pagi hari jam 05.00 Yhus bangun untuk beribadah
pada Tuhannya. Walaupun dia terlalu cuek dan terkesan agak urakan namun dia cowok
yang termasuk taat pada Tuhannya, sholeh. ;-)
Hari Minggu, sifat malasnya muncul,
dia tidur lagi, manusiawi……….. :-D
Jam 09.00 pagi Nampak
seorang wanita muda masuk ke sebuah kamar dengan mangkok yang berisikan
sebongkah es di tangannya. Es batu itu kemudian ia letakkan tepat di wajah
seorang anak laki-laki yang nampak sedang tidur pulas dan secepat kilat anak
laki-laki itupun bangun sambil menggigil kedinginan sementara sang wanita muda
yang ternyata kakak sepupunya itu tertawa sambil sedikit memarahinya, “ha ha
ha…mantap..dingin kan? makanya bangun…udah dibangunin satu dua kali gak
bangun-bangun, malas, sana mandi! cepetan!”. ”Iya kanjeng mba…” Yhus pasrah, ia langsug
meraih handuk di pintu kamarnya dan langsung ke kamar mandi.
Yhus
sudah berada di kamarnya
dengan pakaian, rambut serta wajah yang terlihat fres. Tak tau mau melakukan
apa iapun mengambil hp-nya dan menjatuhkan badannya di tempat tidur. Dia sudah
melihat layar hp, ada empat sms yang masuk, Yhus tersadar dari semalam
sampai dia bangun tadi hp-nya belum tersentuh oleh tangannya. Dia
pun membuka satu persatu
sms itu, dua sms dari sahabatnya Ari dan Vendra yang keduanya meminta dirinya untuk datang ke warung
Pak Somad. Namun karena sms itu tak diketahui olehnya, ia
pun baru membalasnya sekarang.
Sorry sob, dah tidur gw semalem,.
Smspun
terkirim. Yhus lanjut membuka sms yang lain, dari Vitry, kata-kata lucu, cewek
itu kenalannya, ia memang sering mengirimi Yhus sms lucu. Namun sms itu hanya
Yhus baca dan ia tidak terpikirkan untuk membalasnya. Cewek judes buat apa,
pikirnya. Yhus lanjut untuk membuka sms berikutnya, ternyata dari nomor yang tak dia
kenal, smsnya bertuliskan,
KUCING GARONG
Yhus memincingkan alisnya,
dia bingung, dalam hatinya siapa sih ini? Kemudian jempolnya mulai bergerak,
Siapa nih?
Sms terkirim. Yhus meletakkan hp-nya
sambil berfikir-fikir tak jelas, tak lama hp-nya pun berbunyi, dia langsung
membuka.
Vendra
Lu mah sapi, tidur mulu…payah!
Yhus tertawa geli, dalam
hatinya ia kira balasan dari nomor tadi,
nyatanya Vendra ngatain sapi lagi. J Sms pun Yhus kirim lagi pada Vendra,
hingga akhirnya mereka saling asik melempar kata, dan untuk nomor asing tadi,
entahlah, tak Nampak. %-)
Yhus
cowok 15 tahun itu tinggal bersama ayah dan ibu tirinya, Ayah dan ibu
kandungnya bercerai saat ia baru bisa duduk, kurang lebih umur satu tahun. Dia
tidak tahu penyebab kedua
orang tua kandungnya itu bercerai. Yang ia tahu dari kecil ia tinggal bersama
ayah dan keluarga yang lain tanpa seorang ibu, baru setelah ia kelas dua SMP ia
mendapatkan seorang ibu karena ayahnya menikah lagi. Yhus tidak membenci ayahnya
karena menikah lagi ataupun menyalahkan ibunya yang merelakan berpisah dengan
ayahnya. Walaupun dari kecil Yhus tinggal bersama ayahnya
namun ia masih berkomunikasi dengan ibunya,
dan sangat
paham wajah ibunya seperti
apa.
Yhus dikenal sebagai cowok
yang tidak suka menampakkan kebenaran isi hatinya, kapan hatinya sedih ataupun
senang tidak ada yang mengetahui pasti. Malam sebelum pernikahan ayahnya ia
sempat menangis, menangis tanpa bersuara.
Ia berusaha menekan suaranya agar tidak ada orang yang mendengar kalau ia
sedang menangis.
Jam 9 malam Yhus rupanya telah selesai
belajar, buku untuk pelajaran esok ia masukkan ke dalam tas. Ia pun bersiap untuk tidur
namun…… dereretttt derererettt.....
Hp-nya bergetar tanda
ada sms yang ia terima. Ia pun membuka sms itu, “nomor yang tadi” ia berguman.
+6287737011420
Malam….
Dengan sisa tenaganya Yhus membalas sms tersebut,
Siapa nih,.?
Sms terkirim, tak berapa lama hpnya
bergetar lagi,
+6287737011420
Cyapa aja
boleh……..
Yhus mulai kesal, akhirnya
dia membalas sekenanya,
?6?6?6
Sms terkirim sampai
akhirnya Yhus tidak memperdulikan sms nomor itu yang terakhir, Yhus memilih tidur.
Pagi hari jam 06.30 Yhus berangkat ke
sekolahnya. Entah apa yang diimpikan para murid X.5 tadi malam, jam pertama
pelajaran mereka kosong. Guru mereka izin karena ada kepentingan keluarga yang
mendadak sehingga para siswapun tidak mendapatkan tugas dari guru mereka. Sebagian
banyak siswa asik bercengkerama ataupun bermain-main, namun ada
juga siswa yang tetap belajar. Siswa teladan!
;-) Yhus sendiri, dia asik
mengutak-atik hp-nya, tiba-tiba cowok kelahiran 17 Juli 1995 ini teringat
dengan nomor yang semalam ia kencani. Selalu pertanyaan siapa yah dia?..itu
muncul, dan tiba-tiba….apa dia Felina?..pertanyaan itu
melintas di otaknya, ia pun segera memainkan jempolnya,
Ini Felina yah?...
Sms pun terkirim. Menit terus berganti
hp nya belum juga bergetar. Yhus lalu mengirim ulang sms
tadi sampai 3 kali tetap saja sang penerima belum sudi untuk membalas, Yhus
pun menyerah. L
Malam Selasa yang cukup
cerah, memang kini sudah saatnya memasuki musim kemarau. Malam yang cocok
sekali dimanfaatkan untuk bercengkerama dengan orang lain. Suasana
seperti ini juga tak di sia-siakan oleh Yhus dan rombongannya,
mereka saling berkumpul hanya sekedar bercerita, mengobrol, menyanyi
ataupun bermain gitar, yang pasti melepas penat. Yhus yang sedari tadi sedang
menikmati alunan music di Hp-nya tiba-tiba tersadar ada satu sms yang masuk
sehingga membuat Hp-nya tidak lagi memutar music. Dari nomor misterius itu,
dengan cekatan Yhus langsung membalas sms itu tanpa pikir-pikir panjang. Namun,
lagi-lagi Yhus belum bisa mengetahui siapa dia. Dan akhirnya
Yhus menanyakan perihal
nomor itu pada mantan adik kelasnya yang sempat ia curigai sebagai pemilik
nomor itu yaitu Felina. Felin pun menjelaskan apa
adanya kalau bukan dia yang memainkan nomor itu. Atas cerita-cerita Yhus itu Felin
ikut penasaran
juga dengan nomor itu
sehingga ia berinisiatif untuk mencari tau siapa penunggu
nomor itu.
:-D Dengan kesabarannya ia
berhasil mengetahui pemilik nomor itu, Katty itu
nama yang ia dapatkan.
“Mas Yhus, namanya Katty”. Felin memberitahu
“Wahh, sama loe dia mau jujur yah?, trus katanya anak
mana?” Yhus menginterogasi
“Dia bilang sih rumahnya
di Bumiayu”.
“Hah.. nggak salah tuh?
Kok bisa yah?”
“Tau deh, coba nanti Felin
tanyain lagi yah…”
“Siep, makacieh yah
muaniiiizzz….” Yhus membentangkan pipi Felin dengan tangannya, sementara
si korban hanya bisa manyun tak kuasa. :-D
Kamis sore membuka
percakapan Felin dengan Katty si nomor misterius itu
setelah Rabu sore Katty tidak membalas pesan Felin.
Di pesan singkat:
“emmmmm……..sorry
yah, kemaren q gak bales, lagi jelek sih mood’a..he he :O”
“Owh
githu yh mbx” He’eh gx pha apa. Mbx boleh Tanya? Mbx’a bneran orang Bumiayu ya?
“Manx kenapa?”
“Mau Tanya aja mbx…cpa
tw mbx’a boong, hehe..peace..”
“Q emanx orang Bumiayu beneran, tapi jujur yah…namaku Viana bukan Katty,. Katty itu nama kucingku he
he:O”
Mereka makin asik
mengobrol hingga adzan memberhentikan mereka. Malam harinya Felin
pun melaporkan hasil
temuannya kepada seseorang yang tak ubahnya seperti sang bos untuknya siapa
lagi kalau bukan …..Y-H-U-S.
Setelah
Yhus mengetahui kebenarannya
diapun mencoba menghubungi pemilik nomor yang mempunyai nama Viana tadi. Tak dinyana dan
tak diduga oleh Yhus, Viana marah padanya. Viana marah karena ia merasa
dipermainkan oleh Yhus dan Felin. Terutama Felin. Viana sampai mengucapkan
kata-kata kasar padanya, Yhus dan Felin bak musuh bebuyutan
baginya padahal mereka baru saja kenal. :-/
Mungkin
mereka sudah ditakdirkan untuk saling mengenal sehingga mereka dipertemukan lagi
setelah Viana memutuskan untuk mengganti nomor Hp nya.
Suatu
ketika Yhus mendapatkan sebuah nomor Hp dari seorang temannya dan setelah ia
mencoba menghubungi ternyata pemiliknya adalah Viana yang pernah mampir dalam
setitik hidupnya. Dengan kesabaran Yhus menghadapi cewek itu akhirnya dia tau
penyebab kemarahan cewek itu. Yhus pun meminta maaf padanya atas sms yang tidak
senonoh yang diterima Viana dari nomornya.
Singkat cerita, atmosfer
kedamaian mungkin sedang memayungi mereka sehingga tanpa disadari
mereka berdua
sudah semakin dekat. Viana yang seorang cewek mempunyai naluri
mudah mengungkapkan isi hatinya membuatnya nyaman pada Yhus yang selalu bisa
memberikan respon yang membuatnya puas.
Tanpa disadari pula Yhus juga rupanya terbuai
akan kedekatan yang sedang ia jalani. Perasaan yang biasa ia pendam sendiri
kini sedikit demi sedikit mulai tertuangkan pada Viana. Yhus merasakan kepuasan dan
ketenangan hati setelah ia memuntahkan unek-unek yang selama
ini ada dalam
hatinya.
Lalu lalang mereka
bercerita membuat keduanya lebih mengenal satu sama lain. Yhus bahkan lebih tau
tentang Viana yang tidak lebih lama ia kenal dibanding
tau tentang Felin dan Viana pun lebih tau tentang Yhus yang sedalam-dalamnya
dari yang Felin ketahui. Kenapa yang menjadi patokan adalah Felin? Karena Felin satu-satunya orang yang
mempunyai andil dan tahu bagaimana kedekatan mereka. Dengan Viana
Yhus seperti mendapatkan
tempat baru yang membuatnya ingin selalu berada disana. Tempat yang penuh
dengan kedamaian, kenyamanan, kepuasan, kebahagiaan dan ketenangan hati.
Hari-harinya seperti didorong oleh angin saat ia berjalan, tidak ada beban
dalam hati maupun pikirannya. Semua itu sudah tersalurkan dengan baik di tempat
yang penuh kesejukan baginya, ditempat yang membuatnya selalu ingin pulang,
pulang untuk berbagi segala sesuatu yang menimpa hatinya, segala sesuatu baik
itu kesediaan maupun kebahagiaan, semua itu ingin ia bagikan kepada satu hati
kepada satu tempat. Dan, yang akan ia tanyakan pada dunia adalah, “Siapa tempat
mu?? Kalau tempatku adalah VIANA”.
Bagi Yhus maupun Viana hari-hari tidak terasa
sepi maupun ada airmata, setiap harinya kicau burung dan hujan bunga selalu
datang di bumi menyejukan hati yang diterpa kelelahan, menenangkan pikiran yang
jadi buronan masalah. Yhus menanggapi masalah-masalahnya dengan
lebih santai, dia sudah punya tempat. Yang ia mau lakukan saat ini adalah
bagaimana ia menjaga tempat yang telah ia miliki agar tempat itu tidak didiami
oleh orang lain, di kontrakpun dia tak rela.
:-D Dan untuk masalah
keluarganya, dia biarkan seperti air mengalir, yang penting keluarganya merasa
bahagia, ayahnya bahagia dengan istri barunya demikian ibunya yang bahagia juga
dengan suami barunya. Kehidupan itu terus berlanjut.
Yhus melangkah ditemani
tempat hatinya. Dan untuk masalah penyebab perceraian orang tuanya, sampai
sekarang Yhus tak tahu. Dan sekali lagi Yhus tidak mau mencari
masalah. Yang penting sekarang semuanya bahagia termasuk dirinya.
ASARO APRILIANTI (07)
XII.IPA.2
No comments:
Post a Comment