Sunday, 9 November 2014

MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA

1  Pengertian Media Pembelajaran Membaca
Media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti Perantara. Perantara disini dapat diartikan sebagai alat bantu dalam proses mendapatkan sesuatu. Dalam konteks pembelajaran membaca, media dapat diartikan sebagai alat bantu untuk mendapatkan pesan yang terdapat dalam bacaan agar lebih mudah dipahami khususnya bagi para siswa.
Media pembelajaran membaca pada dasarnya merupakan alat bantu yang dapat mempermudah pembelajaran. Dalam pembelajaran membaca, media pembelajaran dapat berupa grafik, tabel, peta, diagram, bagan dan alat-alat bantu visual lainnya.
2 Jenis-Jenis Media Pembelajaran Membaca
Saat sekarang setiap iklan yang memasarkan komputer selalu menunjukkan layar komputer dengan terpampang gambar grafik. Maksud iklan tersebut ingin mengatakan bahwa dengan komputer anda dapat membuat grafik yang anda perlukan dengan mudah dan jelas.
Tidak dapat dipungkiri saat ini untuk menjelaskan maksudnya orang cenderung menggunakan gafik diagram, tabel dan alat-alat bantu visual lainnya. Ceramah dan preaentase lainnya rasanya kurang lengkap apabila tidak menggunakan grafik. Laporan jurnalis disurat kabar bahkan dimajalah wanita kini telah ramai dengan grafik untuk memvisualkan laporannya. Bahkan selebaran atau buletin penjualan yang dibagikan kepada konsumen dilengkapi grafik-grafik yang dalam sekejap menunjukkan optimisme dengan garis-garis yang meninggi. Sementara sebelum ini hanyalah buku-buku ekonomi dan ilmu-ilmu pengetahuan saja yang menggunakannya.
Singkat kata, grafik dan lain-lainnya tidak dipandang sebagai alat bantu visual yang rumit, seram, tabu tetapi sebagai sesuatu menarik dan efektif dengan berbagai keperluan seperti menunjukkan fakta dengan jelas, menghemat waktu karena diagram yang dihadirkan penulis itu mempercepat komunikasi dengan pembacanya, menunjukkan fakta-fakta dalam konteks, menunjukkan hubungan statistika lebih jelas daripada kata-kata dan menunjukan  hubungan fakta-fakta itu lebih mudah dan membuat hidup konsep-konsep yang diusulkan.
Semua alat bantu visual seperti grafik, diagram, tabel, peta dan lain-lain harus kita perhatikan sebelum kita membaca teks secara keseluruhan karena kesemua itu merupakan alat bantu untuk mempermudah dan memperjelas yang diterangkan dalam tulisan. Dengan melihat alat-alat bantu visual itu, kita dapat dengan cepat menyerap informasi lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat dan akurat. Seorang pembaca yang baik tidak hanya mampu membaca teks bacaan, tetapi juga harus pandai menyerap informasi yang terkandung dalam grafik, peta, tabel, diagram, dan alat-alat bantu visual lainnya.
Informasi yang terkandung didalam grafik, tabel, peta, dan diagram, dapat membantu kita untuk mengerti ide pokok dan detail penting yang kita baca. Garfik dan alat-alat bantu visual itu menyajikan informasi dalam bentuk garis, gambar, angaka, imajinasi dan minikata. Data statistik dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik, namun penyajian data dalam bentuk grafik lebih mengesankan. Alat-alat bantu visual ini menyajikan perbandingan jumlah, dan menunjukkan hal-hal yang berubah dari waktu ke waktu secara akurat dan mudah dimengerti dalam sekejap pandang.
Grafik, tabel, peta, diagram dan alat-alat bantu visual lainnya itu harus dibaca secara scanning. Pada waktu prabaca, sebelum membaca teks secara lengkap, amati alat-alat bantu visual yang ada untuk mendapatkan gambaran umum dan memahami isi bacaan dengan jelas. Pada waktu membaca teks, mungkin kita perlu sekali lagi mengamati alat-alat bantu ini dengan lebih mendalam, mengeceknya sekali lagi secara scanning untuk mencocokkan maksud teks bacaan. Akan tetapi, apabila pada waktu prabaca kita sudah menguasai alat-alat visual itu maka pada waktu membaca teks dapat dilewati saja.
Dari Penjelasan diatas dapat diklasifikasikan bahwa media pembelajaran membaca dapat bibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1.      Media Grafik
Grafik memungkinkan penyampaian ide yang koimpleks secara mudah, dapat memberi gambaran suatu data secara efektif kepada membaca. Ciri utama grafik adalah sederhana tetapi jelas.
Grafik memberikan gambaran perbandingan atau gambaran asosiasi antara dua atau beberapa variabel serta menyusun dan mengikhtisarkan serta melaporkan hubungan antara data statistik dengan bagian-bagian lain secara komperhensif, singkat, padat dan sederhana.
Grafik merupakan bentuk penyajian visual yang dipakai untuk membandingkan jumlah data pada saat-saat yang berbeda. Banyak hal yang harus diuraikan secara panjang lebar dapat ditunjukan dalam sekejap dengan gambar grafik.
2.      Media Tabel
Tabel merupakan salah satu media pembelajaran membaca disajikan dalam bentuk data yang diklasifiklasikan secara sistematik, dalam jumlah menurut kesatuan tertentu. Tabel merupakan alat bantu untuk perangkuman gagasan-gagasan tertentu. Dari judul tabel kita dapat mengetahui secara singkat tetapi jelas pokok yang terkandung dalam tabel itu. Dalam judul diterangkan mengenai apa, dimana bagaimana perkembangan suatu fakta tertentu.
3.      Media Bagan
Bagan merupakan alat bantu pembelajaran membaca sebagai petunjuk hubungan antara suatu pokok pikiran tertentu, tanpa harus ada keterangan dalam jumlah. Jenis bagan ditentukan oleh penggunaan gambar-gambar simbolik seperti balaok, garis panah, lingkaran, peta yang disebut sebagai: bagan balok (histo-organism), bagan lingkaran, bagan gambar (piktograf), bagan arus dan bagan pohon.
4.      Media Peta
Selain tiga media pembelajaran membaca diatas, peta juga merupakan salah satu media pembelajaran membaca yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar. Peta tidak sekedar menunjuk geografis, tetapi juga menghadirkan fakta dan informasi serta hubungannya.

3 Langkah-Langkah Menggunakan Media Pembelajaran Membaca
Agar media pembelajaran membaca yang kita gunakan dapat berjalan secara optimal, maka ada langkah-langkah yang harus diperhatikan. Langkah-langkah tersebut diantaranya :
1.      Baca judulnya.
Langkah pertama ini merupakan langkah penting. Resapkan isi judul grafik, tabel, diagram, atau peta yang anda hadapi itu karena judul ini memberi ringkasan yang padat tentang informasi yang akan disampaikan.
2.      Baca informasi yang ada di atas, di bawah atau di sisinya.
Informasi yang ada merupakan kunci penjelasan tentang materi yang disajikan, dapat berupa urutan tyahun, persentasi dan angka-angka.
3.      Ajukan pertanyaan tentang tujuan grafik, tabel, bagan atau peta tersebut.
Kita dapat mengetahui tujuan grafik, tabel, bagan atau peta dengan mengubah judul itu menjadi pertanyaan : di mana, seberapa banyak, atau bagaimana terjadi. Dan jawabannya ada pada grafik, tabel, bagan atau peta tersebut.
4.      Baca grafik, tabel, bagan atau peta itu.
Sementara membacanya menyeluruh, tetaplah ingat akan maksud dan tujuannya dan ingat dapatkan keterangannya dalam informasi yang disajikan di sana.
4 Fungsi Media Pembelajaran Membaca
Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara visual.
Selain fungsi diatas, media pembelajaran membaca juga berfungsi sebagai berikut :
1.  Dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi;
2.  Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa;
3.  Dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu;
4.  Dapat mengatasi perbedaaan pengalaman dan karakteristik pribadi siswa.
Adapun prinsip dalam menentukan media pemelajaran membaca adalah sebagai berikut :
1.    Fungsional
Artinya cocok dengan tujuan pembelajaran yang dilakukan dan benar-benar menunjang ketercapaian tersebut.
2.    Tersedia
Artinya media yang akan digunakan ada dan sudah disiapkan.
3.    Murah
Artinya media yang digunakan tidak harus mahal tetapi terjangkau dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
4.    Menarik
Artinya media yang digunakan adalah media menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Soedarso. 2010. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Rohmadi, Muhammad. 2005. Kompetensi Berbahasa dan Bersastra. Surakarta: Grahadi
Tarigan, H.G. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa

Thursday, 6 November 2014

BAGAIMANA MANUSIA MEMAHAMI UJARAN


    
 Dalam iklan makanan koko krunch
      KOKO DULU, BARU SEKOLAH...

Analisis dari segi psikolinguistiknya yaitu:

1. Struktur lahir dan struktur batin
                Struktur lahirnya berbunyi  “koko dulu baru sekolah”. Dari kalimat itu mempunyai struktur batin yaitu, sebelum berangkat  ke sekolah anak-anak disuruh untuk mengkonsumsi koko krunch dulu baru mereka bisa berangkat sekolah.
2. Proposisi
                Kalimat                                                 Unit verbal                          Nomina
                Koko dulu baru sekolah                 baru sekolah                      Koko dulu
Koko dulu sebagai predikasi, sedangkan baru sekolah sebagai argumen. Proposisi pada kalimat ini memprediksi  perintah mengkonsumsi koko krunch sebelum berangkat sekolah.
3. Konstituen
        I.            Konstituen merupakan satu kesatuan yang utuh secara konseptual. Frase nomina koko dulu dalam slogan koko krunch ini memiliki satu makna konseptual yang utuh karena frase ini dapat digantikan dengan konstituen lain yang berupa hanya satu kata misalnya, nama produk makanan lain seperti tanggo, garry, dan sebagainya.
      II.            Pemotongan kelompok kata di luar konstituen akan menggangu komprehensi kita. Misalnya,
A.      Koko / dulu baru / sekolah
B.      Koko dulu / baru sekolah
Dari (A) dan (B) di atas dapat kita rasakan bahwa cara membaca pada  (A) membuat kita sebagai pendengar  mengartikan kalimat itu mempunyai makna bahwa  koko dulunya baru bersekolah, koko disini bisa diartikan sebagai nama orang atau panggilan untuk kaka laki-laki (dalam bahasa cina).  Sebaliknya pada (B) yang kita tangkap adalah bahwa koko disini adalah koko krunch, nama produk makanan yang di promosikan dalam iklan ini.
    III.            Yang kita simpan dalam memori kita bukanlah kata-kata yang terlepas dari konstituennya, tetapi kesatuan makna dari masing-masing konstituen. Pada slogan iklan ini sepertinya tidak mungkin  kita menyimpan informasi yang menyatakan bahwa koko itu baru, karena baru yang dimaksud disini bukanlah kata sifat melainkan suatu kata yang menggantikan kata lain yaitu “sebelum” jadi baru yang dimaksud disini artinya sebelum.

4. Srategi memahami ujaran
                 Faktor-faktor pemahaman dunia berperan disini. Seseorang yang bisa memahami kata-kata ini mungkin hanya mereka yang tahu bahwa kalimat ini adalah slogan dari iklan koko krunch, untuk mereka yang belum tahu iklan koko krunch ini mungkin mereka akan beranggapan “sebelum berangkat sekolah harus memakai baju koko dulu” atau bisa juga  mereka mengartikan kata “koko” disitu maksudnya “kaka” seperti dalam bahasa cina, sehingga mereka kesulitan untuk memahami maksud dari kalimat itu.
5. Ambiguitas
                Dari slogan “Koko dulu baru sekolah”  seseorang bisa beranggapan apabila tidak mengkonsumsi koko krunch sebelum berangkat sekolah berarti ia tidak boleh sekolah. Yang lainnya juga bisa beranggapan bahwa koko itu lebih penting karena lebih dulu daripada sekolah.
6. Penyimpanan kata

                Ketika kita mendengar slogan ini mungkin kedengarannya aneh, karena di indonesia yang di utamakan itu sekolah sedangkan dalam kalimat ini seakan-akan menyuruh kita menomor duakan sekolah dan mementingkan untuk mengkonsumsi koko krunch selain itu seakan-akan kita juga diberi sanksi tidak boleh sekolah apabila tidak mengkonsunsi koko krunch. Kata “sekolah” dalam pikiran masyarakat indonesia itu selalu menjadi kebutuhan yang pertama jadi saat mereka mendengar slogan ini mereka akan merasa heran.