Wednesday, 29 October 2014

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Pengajaran Bahasa Arab semester III tahun ajaran 2013 2014

Disusun Oleh :
Zulfatun Ni’mah                     (2303413012)
Amin Saiful Mujab                 (2303413028)
Asaro Aprilianti                      (2303413033)
Muhammad Wafaul Himam   (2303413041)
Rosalia Muzalfah                   (2303413055)




Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
Jurusan Bahasa dan Sastra Asing
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang


BAB I
PENDAHULUAN
                                                                            
1.1              Latar Belakang
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan basis utama memperoleh pendidikan dalam ranah formal. Dalam KBM inilah peserta didik mendapatkan ilmu, dan tata nilai dari sumber/ guru. Guru haruslah memiliki kemampuan mengendalikan kelas dan menguasai materi agar dapat memberikan ilmu dan transformasi nilai secara maksimal dalam KBM.
Namun dalam realitasnya, peserta didik seringkali merasa bosan dengan kegiatan belajar mengajar yang ‘itu-itu’ saja. Peserta didik membutuhkan suatu ‘hal baru’ dalam pembelajaran. Dalam hal ini, ada banyak solusi dalam menghadapi kebosanan tersebut. Ada banyak metode atau model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Contoh model pembelajaran yang ada pada saat ini adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini bisa dijadikan solusi atas kebosanan siswa dalam pembelajaran. Model pembelajaran ini menekankan pada kerjasama kelompok dan interaksi antarteman, sehingga dimungkinkan siswa dapat menikmati pembelajaran, karena tidak dipungkiri siswa lebih menyenangi kegiatan dengan temannya sendiri ketimbang dengan gurunya.
Banyak sekali bentuk-bentuk yang dapat dikembangkan dari model pembelajaran kooperatif, sehingga pendidik dapat mengembangkan kreativitasnya, dan peserta didik juga merasa lebih ‘enjoy’ dalam kegiatan belajar mengajar.
                                                            
1.2              Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1.2.1        Pengertian model pembelajaran kooperatif
1.2.2        Karakteristik model pembelajaran kooperatif
1.2.3        Bentuk-bentuk model pembelajaran kooperatif
1.2.4        Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif

1.3              Rumusan Masalah
1.3.1    Apa pengertian model pembelajaran kooperatif ?
1.3.2    Bagaimana karakteristik model pembelajaran kooperatif ?
1.3.3    Apa saja bentuk-bentuk model pembelajaran kooperatif ?
1.3.4    Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif ?

1.4              Tujuan
1.4.1        Mengetahui pengertian media pembelajaran.
1.4.2        Mengetahui landasan teoritis penggunaan media pembelajaran bahasa arab.
1.4.3        Mengetahui ciri-ciri media pembelajaran.
1.4.4        Mengetahui alasan penggunaan media pembelajaran.

1.5              Metodologi
Metode yang digunakan penulis dalam menyusun makalah ini adalah metode studi pustaka. Metode studi pustaka adalah suatu metode yang dilakukan penulis dengan cara mencari infromasi buku-buku, majalah, dan berbagai artikel di internet.

1.6              Sistematika Penulisan
Karya tulis ini terdiri dari 3 bab.
BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, metodologi, dan sistematika penulisan.
BAB II Pembahasan yang berisi tentang pengertian, karakteristik, bentuk, kelebihan, dan kekurangan model pembelajaran kooperatif.
BAB III Penutup terdiri dari simpulan dan saran mengenai presentasi yang telah dijelaskan di dalam makalah ini.













BAB II
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Kelough & Kelough (dalam Kasihani, 2008) mendefinisikan cooperative learning sebagai suatu macam strategi pembelajaran secara berkelompok, siswa belajar bersama dan saling membantu dalam membuat tugas dengan penekanan pada saling support  di antara anggota. Siswa yang belajar  kelompok akan belajar lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang belajar dalam system klasikal.
Menurut Teori Motivasi, tujuan belajar kooperatif adalah untuk menciptakan suatu situasi dimana keberhasilan dapat tercapai bila siswa lain juga mencapai tujuan tersebut. Maka pembelajaran bersifat kooperatif bukan kompetitif, dan keberhasilan belajar adalah keberhasilan kelompok bukan keberhasilan individu.
Priyanti dalam Wina (2011) mengungkapkan bahwa siswa yang sebelumnya pasif dalam pembelajaran, akan menjadi aktif secara ‘terpaksa’ agar diterima oleh anggota kelompoknya.  Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar mecniptakan interaksi silih asah  sehingga sumber belajar bukan hanya dari guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa (Nurhadi dan Senduk dalam Wina, 2011)
Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah system pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sekelas sebagai sumber belajar, di samping guru dan bahan ajar lainnya.
2.2       Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Karakteristik yang ada pada model pembelajaran kooperatif ada lima, yaitu:
Positive interdependence (saling tergantung secara positif)
            Anggota kelompok menyadari bahwa mereka perlu bekerja sama untuk mencapai tujuan. Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi promotif yang memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal. Tiap siswa tergantung pada anggota lainnya karena tiap siswa mendapat materi yang berbeda atau tugas yang berbeda, oleh karena itu siswa satu dengan lainnya saling membutuhkan karena jika ada siswa yang tidak dapat mengerjakan tugas tersebut maka tugas kelompoknya tidak dapat diselesaikan.

Face to face interaction (interaksi tatap muka)
            Semua anggota saling berinteraksi dengan saling berhadapan. Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melalukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam ini memungkinkan siswa dapat sa- ling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih bervariasi dan ini juga akan lebih memudahkan siswa dalam belajar. Adanya tatap muka, maka siswa yang kurang memiliki kemampuan harus dibantu oleh siswa yang lebih mampu me- ngerjakan tugas individu dalam kelompok tersebut, agar tugas kelompoknya dapat terselesaikan.

Individual accountability (tanggung jawab perseorangan)
            Setiap anggota harus belajar dan menyumbang demi pekerjaan dan keberhasilan kelompok. Pembelajaran kooperatif juga ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian individual tersebut selanjutnya disampaikan guru kepada kelompok agar semua kelompok dapat mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan. Karena tiap siswa mendapat tugas yang berbeda secara otomatis siswa tersebut harus mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan tugas tersebut karena tugas setiap anggota kelompok mempunyai tugas yang berbeda sesuai dengan  kemampuannya yang dimiliki setiap individu.

Use of collaborative/ social skills (Keterampilan Menjalin Hubungan)
            Keterampilan bekerjasama dan bersosialisasi diperlukan, untuk itu diperlukan bimbingan guru agar siswa dapat berkolaborasi. Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi se- ngaja diajarkan dalam pembelajaran kooperatif ini.
Unsur ini juga menghendaki agar para siswa dibekali de- ngan berbagai keterampilan berkomunikasi.Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, guru perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi, karena tidak semua siswa mempuanyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk sa- ling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Adakalanya siswa perlu diberitahu secara jelas mengenai cara menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang lain.

Group processing
            Siswa perlu menilai bagaimana mereka bekerja secara efektif. Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran cooperative learning.

2.3       Bentuk-bentuk Model Pembelajaran Kooperatif

Think-Pair-Share
Prosedur pelaksanaannya yaitu:
a.                   Guru memberi satu topik atau masalah kepada siswa
b.                  Siswa berpikir tentang topic atau masalah tersebut secara individual. Kemudian siswa diminta untuk berpasangan (in pair) meneruskan pembicaraan dengan saling melengkapi
c.                   Siswa membicarakan dengan pasangan masing-masing tentang topik tersebut serta saling mengemukakan apa yang mereka ketahui tentang topik tersebut  dan apalagi yang perlu diketahua atau perlu dicari untuk dapat menjawab atau menghasilkan solusi
d.                  Kemudian guru meminta beberapa siswa untuk berbagi jawaban (share) dengan seluruh siswa dikelas.
           


Think-Pair-Square
Ada perbedaan sedikit pada tahap akhir, untuk Think-Pair-Square. Setelah siswa mendapat topic dari guru, mereka diberi waktu untuk memikirkan topik dan mengingat apa yang telah mereka ketahui. Kemudian mereka secara berpasangan membicarakan bersama. Setelah diskusi dan berbagi informasi secara berpasangan, siswa diminta untuk membicarakan topik atau masalah tersebut dengan pasangan lain.

Expert Group (Kelompok Ahli)
Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut.
a.                   Setiap siswa dalam kelompok diberi nomor. Semua anggota dengan nomor yang sama akan membentuk suatu group ahli (expert group)
b.                  Bahan diskusi diberi oleh guru. Siswa mendiskusikan bahan yang telah dibagi menjadi bagian-bagian. Setiap bagian bahan ditangani oleh group ahli (expert group)
c.                   Setelah pembicaraan matang, terakhir setiap anggota group kembali ke induknya (home group)
d.                  Setiap anggota di Home group memberitahu apa yang telah dipelajari di Expert group. Semua anggota Home group akan melengkapi atau menyelesaikan tugas menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari Expert group.

Tipe STAD (Student Team Achievement Division)
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima tahapan utama sebagai berikut:
a.                   Presentasi kelas. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya.
b.                  Kerja kelompok. Kelompok terdiri dari 4-5 orang. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.
c.                   Tes. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu.
d.                  Peningkatan skor individu. Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok.
e.                   Penghargaan kolompok. Kelompok yang mencapai rata-rata skor tertinggi, diberikan penghargaan.

Tipe GI (Group Investigation)
Pembelajaran kooperatif tipe GI didasari oleh gagasan John Dewey tentang pendidikan yang menyimpulkan bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi. Pada dasarnya model ini dirancang untuk membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai hal mengenai masalah itu, mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan menguji hipotesis.

2.4       Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Kelebihan
a.                   Melalui model pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
b.                  Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan, mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
c.                   Model pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa untuk menhargai orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d.                  Model pembelajaran kooperatif dapat memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
e.                   Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan orang lain, mengembangkan keterampilan, dan sikap positif terhadap sekolah.
f.                   Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
g.                  Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa mengelola informasi dan kemampuan belajar abs- trak menjadi nyata.
h.                  Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan berfikir. Hal ini berguna untuk pendidikan jangka panjang.

Kekurangan
a.                   Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di- samping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.
b.                  Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
c.                   Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
d.                  Saat diskusi terkadang didominasi seseorang, hal ini meng-akibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
e.                   Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip. Hal ini terjadi jika anggota kelompok tidak mempunyai kedisiplinan dalam belajar, seperti datang terlambat, mengobrol atau bergosip membuat waktu berlalu begitu saja sehingga tujuan untuk belajar menjadi sia-sia.





















BAB III
PENUTUP

3.1       Simpulan
Jadi kesimpulan yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menggunakan teman sejawat sebagai bahan ajar, selain guru dan bahan-bahan ajar lainnya.
Dan dalam model pembelajaran kooperatif, kita harus memahami secara menyeleruh dimulai dari pengertian, karakteristik, bentuk, kelebihan, dan kekurangannya.

3.2       Saran
Dari uraian di atas penulis berharap agar siapapun yang akan mempelajari model pembelajarn kooperatif memahami secara tuntas apa pengertian, karakteristik, bentuk, kelebihan, dan kekurangannya secara spesifik.




















DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Ahmad Fuad. 2012. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
Ariant, Abaz. 2012. Makalah Model Pembelajaran Kooperatif. http://abazariant.blogspot.com/2012/10/makalah-metode-pembelajaran-kooperatif.html (diakses pada 27 Oktober 2014)





Tuesday, 7 October 2014

Assalamu'alaikum. Masya'ul khoir.......

Sore ini adalah soreku ke dua di Semarang setelah jumat kemarin aku pulang ke kampung halamanku di desa Negaradaha kecamatan Bumiayu kabupaten Brebes. Baru senin sore kemarin aku balik kesini.:)
Perjalananku hampir delapan jam kemarin. Bentar deh, aku ceritakan dari awal saja.

Idul adha tahun ini jatuh pada hari minggu, dan itu membuatku bingung akan pulang atau tidak. Rumahku cukup jauh dari Semarang, kurang lebih tujuh jam perjalanan. Yang aku tahu dari rumahku ke Semarang bisa ditempuh dengan perjalanan menggunakan bus umum, kereta, travel, mobil charteran, dan kendaraan pribadi seperti sepeda motor. Dan untuk ini aku lebih sering menggunakan kereta dan bus umum.
Jumat 03 oktober 2014 aku pulang dari kos sekitar setengah tujuh pagi, aku jalan melewati gang-gang kosku menuju jalan besar tempat angkutan umum biasa jalan. Niatku, aku akan mampir dulu di warung makan untuk sarapan namun baru terlihat jalan itu sudah ada angkot yang menawari ku tumpangan, tanpa berpikir panjang aku langsung mngiyakan tanpa berpikir kembali apa yang aku niatkan tadi. Akhirnya aku pun berangkat tanpa sarapan. Angkot tumpanganku melaju cukup cepat menuju tempat yang biasa aku sebut Jembatan Besi yang letaknya di Sampangan kota Semarang. setelah tiba di jembatan besi aku turun dari angkot dan menyambungnya dengan angkot lain menuju stasiun poncol Semarang.  Aku sampai di stasiun poncol sekitar jam setengah delapan pagi sedangkan keretaku akan jalan sekita pukul 09.05 pagi, banyak lama waktuku. Sampai di stasiun aku langsung menuju tempat penukaran tiket online karena tiketku dibeli di alfamart yang baru berupa kertas seperti struk blanja tapi isinya kode nomer booking kereta jadi harus ditukar dengan tiket kereta asli. awal sampai di stasiun, aku bingung dimana tempat penukaran tiket online. Saat kepulanganku dulu tempat itu letaknya disamping loket jadi sudah kelihatan, nah kemarin aku tidak menemukan tempat itu lagi. Aku putuskan langsung menuju kedalam ruang tunggu dan ternyata tempat penukaran tiket ada disana.

oke segitu dulu, insya allah akan ku sambung ceritanya nanti. udah adzan maghrib nih.
Assalamu'alaikum. *pikirkan masa depanmu*